Berita Kota Yogya Hari Ini
Yogowes Monalisa Digelar Lagi, Pancing Ketertarikan Turis Blusukan ke Kampung Wisata
Yogowes Monalisa bertujuan untuk mengajak wisatawan untuk menyusuri kampung-kampung di Kota Yogyakarta dengan menggunakan sepeda.
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM - Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta kembali menyelenggarakan Yogowes Monalisa , program yang berupaya untuk mengembalikan budaya bersepeda di Kota Yogyakarta.
Yogowes Monalisa bertujuan untuk mengajak wisatawan untuk menyusuri kampung-kampung di Kota Yogyakarta dengan menggunakan sepeda.
Program tersebut merupakan kepanjangan dari ‘menikmati harmoni Yogya melalui lima jalur wisata dengan menggunakan sepeda’.
Adapun rute kali ini, Jumat (13/5/2022), dimulai dari Kantor Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta di Jalan Suroto, menuju Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Margo Utomo, Hotel Grand Zuri, Jalan Gowongan Kidul, Jalan Tentara Pelajar dan Jalan Letjen Suprapto.
Baca juga: Jangan Lewatkan! Jogja Cross Culture Bakal Digelar di Malioboro Akhir Pekan ini
Kemudian, Jalan KH Wahid Hasyim, Jalan H Agus Salim, Jalan Kauman, Alun-ALun, Museum Sonobudoyo, Titik Nol Km, Jalan KH Ahmad Dahlan, PKU Yogyakarta dan Jalan Bhayangkara.
Perjalanan dilanjutkan menuju Jalan Jogonegaran, Jalan Dagen dan Taman Yuono.
Taman Yuono menjadi pit stop pertama di Kampung Wisata Sosromenduran.
Setelah dari Taman Yuono, pesepeda melanjutkan perjalanan menuju Jalan Malioboro, Pasar Beringharjo, Gedung Agung, Titik Nol Km, Jalan Senopati, Taman Pintar, Gondomanan, Jalan Brigjen Katamso, Klenteng, Gondomanan, Pojok Beteng Lor Wetan, Jalan Lobaningrat dan menuju Lapangan BNN Kota Yogyakarta.
Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, Yogowes Monalisa ini memang didesain untuk mempromosikan jalur wisata yang bisa didorong.
Dengan begitu, pihak perhotelan bisa membawa para pecinta gowes untuk keliling kampung.
“Sehingga, uang wisatawan itu bisa dihabiskan di kampung, tidak hanya di tempat tertentu saja,” bebernya di Taman Yuono, Kampung Sosromenduran, Kota Yogyakarta , Jumat (13/5/2022).
Dia juga menekankan, kampung wisata yang bakal dilewati pesepeda harus memiliki keunikan tersendiri. Itu perlu diciptakan agar wisatawan mencari hal-hal menarik dari Kota Yogyakarta .
“Nek ora obah, kita ditinggal orang. Kuncinya ya itu, piye carane orang bisa mencari. Semoga ini bisa menjadi cara untuk membuat relasi bersama hotel dan membuat kampung wisata berbenah,” tambahnya.
Kepala Dinas Pariwisata (Dinpar) Kota Yogyakarta , Wahyu Hendratmoko, mengatakan pemerintah Kota Yogyakarta bakal mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh daerah dari sisi apapun untuk diubah menjadi daya tarik wisata.
“Dari sini, kami menemukan inovasi sport tourism yang kami beri nama Monalisa. Menikmati harmoni Kota Yogyakarta melalui jalur sepeda wisata,” tuturnya kepada Tribunjogja.com .
Menurutnya, ini memang belum begitu bisa menarik perhatan turis karena baru diluncurkan, dan terkendala pandemi yang belum sepenuhnya terkendali.
Maka, di waktu-waktu ke depan, seiring menurunnya kasus Covid-19 , pihaknya optimis wisatawan mulai bisa menikmati Kota Yogyakarta melalui jalur sepeda .
Baca juga: Debut Kerja Pasca Libur Lebaran, Pelayanan Publik di Pemkot Yogya Langsung Tancap Gas
“Menurut saya, pemerintah juga tidak boleh capek menciptakan daya tarik wisata, sesuai dengan kemampuannya. Tidak harus (agenda) yang besar dulu, tapi dimulai dari hal kecil namun konsisten menyelenggarakannya,” tutur Wahyu.
Ia menambahkan, Dinpar Kota Yogyakarta juga membiasakan masyarakat yang rumahnya terlewati jalur sepeda untuk terbiasa bertemu dengan rombongan sepeda yang lewat.
Dengan begitu, mereka tidak kaget jika ada gerombolan pesepeda yang lewat di depan rumah mereka.
“Kami juga berupaya untuk mendampingi pengelola kampung wisata untuk memanfaatkan potensi yang ada. Misalnya, di Kampung Sosromenduran ini, masyarakat diberi pelatihan fotografi,” jelasnya.
Pelatihan itu memungkinkan mereka menghasilkan pendapatan sendiri dengan cara mengambil momen ketika wisatawan ingin berfoto.
Sehingga, wisatawan tidak hanya melakukan swafoto saja, tapi juga bisa foto bersama.
“Ada yang dapat Rp 200 ribu per hari. Foto kan sudah jadi kebiasaan yang tidak bisa dipisahkan dari aktivitas wisata. Ini bisa jadi peluang,” tutupnya. ( Tribunjogja.com )