Untuk Sementara Waktuk DLH Bantul Tidak Akan Mengambil Sampah Warga
TPA tersebut melayani pembuangan sampah dari tiga wilayah yakni Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman
Penulis: Santo Ari | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Aksi protes warga Banyakan yang menutup akses jalan masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Piyungan akan berdampak pada penumpukan sampah.
Terlebih TPA tersebut melayani pembuangan sampah dari tiga wilayah yakni Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bantul, Ari Budi Nugroho, mengatakan dikarenakan TPA Regional Piyungan ditutup sampai batas waktu yang belum bisa dipastikan, maka pelayanan pengambilan sampah UPTD KP2 DLH Bantuk akan ada keterlambatan dalam pengambilan atau pengangkutan sampah di masing-masing TPS.
"Dampak dari penutupan TPA Piyungan adalah terganggunya layanan pelanggan sampah. DLH sementara waktu tidak mengambil sampah dari pelanggan yang ber-MoU dengan DLH," ujarnya, Senin (9/5/2022).
Dengan ditutupnya TPA Piyungan maka sampah-sampah yang dikelola DLH Bantul dan pihak swasta akan terbengkalai.
Dengan demikian, akan timbul permasalahan baru lagi jika sampah-sampah tersebut tidak diambil, contoh paling sederhana adalah sampah menumpuk di depo dan akan mengotori jalan dan menimbulkan bau tak sedap.
"Dalam sehari, sampah yang dikelola DLH sekitar 90-100 ton," imbuhnya.
Dengan kondisi tersebut, dirinya pun meminta masyarakat untuk bisa mengelola sampah secara mandiri selama penutupan TPA Piyungan masih dilakukan.
Cara yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan pengurangan sampah mulai dari rumah tangga dengan cara memilah dan mengolah sampah organik.
"Untuk sementara akan kami giatkan lagi imbauan dan edukasi kepada masyarakat supaya lebih peduli terhadap pengelolaan sampah disituasi darurat seperti saat ini," pungkasnya. (*)