Sri Sasanti Restaurant dan William Wongso Ajak Tamu Racik Makanan Khas Solo

Indonesia memiliki kuliner yang beragam. Dari Sabang sampai Merauke, setiap daerah memiliki makanan dan minuman yang unik dan menjadi identitas bangsa

Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Joko Widiyarso
Tribunjogja.com/Bunga Kartikasari
Kenalkan Kuliner Nusantara, Sri Sasanti dan William Wongso Ajak Tamu Racik Makanan Khas Solo 

TRIBUNJOGJA.COM - Indonesia memiliki kuliner yang beragam. Dari Sabang sampai Merauke, setiap daerah memiliki makanan dan minuman yang unik dan menjadi identitas bangsa.

Untuk itu, Sri Sasanti Restaurant menggandeng pakar kuliner Indonesia, William Wongso guna menggelar kampanye warisan kuliner nusantara.

Kampanye tersebut diwujudkan dalam rangkaian acara bertajuk ‘A Flavour for Being bersama William Wongso’ pada 8-9 Mei 2022 di Sri Sasanti Restaurant, di Jalan Palagan 52, Ngaglik, Sleman.

Agenda itu diproyeksi bisa memberikan sudut pandang baru mengenai kuliner nusantara yang awalnya terkesan umum dan kuno menjadi sajian yang modern dan elegan.

Rangkaian acara dibagi menjadi dua, yakni fun cooking dan 5 course dinner.

Pada fun cooking yang digelar kemarin, Minggu (8/5/2022), William Wongso mengajak tamu untuk membuat makanan tradisional di area Jawa Tengah, yakni selat solo dan sosis solo.

Mungkin banyak dari Anda yang belum tahu bahwa selat solo adalah makanan adaptasi dari budaya Belanda.

Kata ‘selat’ dalam selat solo diduga berasal dari kata slaatje yang dalam bahasa Belanda berarti salad.

Kuliner akulturasi itu memberikan penampilan bergaya Eropa dengan cita rasa Jawa.

Hidangannya berisi daging sapi diiris tipis, rebusan buncis, wortel, kentang dan telur. Kemudian, sebagai pelengkap, isian itu disiram kuah kecap encer yang sudah dibumbui merica dan garam.

Selat solo juga perlu ditambah mayones sebagai perwujudan akulturasi budaya Belanda dan Jawa.

Sebelum memasak selat solo, William Wongso memberi tahu sejarah dari makanan perpaduan tersebut.

“Selat solo itu buatnya simpel. Ini bisa ditambah mayones agar cita rasanya semakin enak,” katanya.

“Dulu, mayones itu susah dibikin, karena harus dibuat dari kuning telur, margarin dan garam. Kalau sekarang sudah ada produknya tinggal dibeli,” tambahnya lagi.

William mengatakan, untuk memasak selat solo, tamu tidak perlu menghitung berapa banyak bumbu yang diperlukan.

Mereka bisa menggunakan kemampuan diri sendiri untuk menakar seberapa banyak bumbu yang dipakai.

Dalam selat solo, ada potongan daging has dalam sapi, dihidangkan dalam satu piring bersama aneka sayuran rebus, yakni buncis, wortel, dan kembang kol.

Ada dua jenis kentang goreng, yaitu yang diiris tebal dan yang diiris tipis dan digoreng garing seperti keripik.

Kuah semur diguyurkan sampai menggenangi daging dan aneka sayuran rebus tadi.

Ada lagi acar mentimun dan saus mayones berwarna kuning hampir menyerupai mustard yang sudah disesuaikan dengan lidah Jawa, dengan rasa asam-manis-segar, menyeimbangkan rasa manis dan gurih dari potongan daging dan kuah semur.

Setelah membuat selat solo, William Wongso memberikan plating atau penataan makanan yang begitu cantik demi mengunggah cita rasa para tamu.

Ini adalah wujud nyata bahwa kuliner nusantara juga bisa disajikan dengan elegan, tidak kalah dengan masakan-masakan impor yang kini sedang merajalela.

Selanjutnya, peserta diajak untuk membuat sosis solo, makanan yang juga berasal dari Solo, Jawa Tengah.

Hampir sama dengan selat solo, sosis solo juga menjadi makanan adopsi dari zaman penjajahan Belanda yang terbuat dari daging sapi atau ayam giling yang dibungkus dadar telur.

Makanan itu kemudian diubah dan disesuaikan dengan bumbu bergaya lokal masyarakat Kota Solo sehingga menjadi makanan khas daerah.

“Kalau bikin sosis solo, kita bikin dagingnya, pakai kaldu yang kaldu ayam atau ayam yang sudah pensiun atau tidak bertelur, itu diambil kaldunya dengan direbus selama empat jam sampai lodhot,” paparnya.

Ini dilakukan agar sosis solo bisa berasa gurih alami dari kaldu ayam.

“Untuk ayam-ayamnya yang dibuat kaldu, bisa juga dimasak lagi, jadi makanan lain,” tukasnya.

Acara ini merupakan cara Sri Sasanti Restaurant dan William Wongso untuk mempersuasi generasi muda agar memandang kuliner lokal tetap istimewa di tengah gempuran kuliner global.

Hari ini, Senin (9/5/2022), tamu juga bakal dijamu lima hidangan sambil bertukar cerita dengan William Wongso di acara 5 Course Dinner di Sri Sasanti Restaurant.

 

( Tribunjogja.com | Bunga Kartikasari )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved