Blangkon Mbah Somo, Berdiri Sejak 1950 dan Jadi Langganan Abdi Dalem di Keraton Yogyakarta

Mbah Sugiwiyono atau yang kerap dipanggil dengan sebutan mbah Giyono sedang asik menjahit blangkon di kediamannya yakni di Padukuhan Beji, Kalurahan

Penulis: Neti Istimewa Rukmana | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/ Neti Rukmana
Mbah Giyono sedang asik menjahit blangkon di kediamannya yakni di Padukuhan Beji, Kalurahan Sidoarum, Kapanewon Godean, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, Kamis (28/4/2022) siang 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Mbah Sugiwiyono atau yang kerap dipanggil dengan sebutan mbah Giyono sedang asik menjahit blangkon di kediamannya yakni di Padukuhan Beji, Kalurahan Sidoarum, Kapanewon Godean, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta.

Berdasarkan ilmu yang diajarkan oleh sang ayahnya, lelaki berusia 65 tahun itu, terus menekuni usaha warisan milik ayahnya sejak setengah abad yang lalu yang diberi nama Blangkon Mbah Somo.

"Tetapi saat ini, setiap sore hari saya dibantu oleh anak saya dalam membuat blangkon. Karena sudah jarang ada anak muda yang mau belajar membuat blangkon. Tidak seperti pada saat saya berusia muda," kata mbah Giyono, kepada Tribunjogja.com di kediamannya, Kamis (28/4/2022) siang.

Baca juga: Kasus Video Pornografi di YIA, Siskaeee Divonis 10 Bulan dan Denda Rp 250 Juta

Katanya usaha yang telah berdiri sejak 1950 itu, kerap mendapat pesanan blangkon dari para Abdi Dalem Keraton Yogyakarta.

Lanjutnya, banyak pula orang yang membeli blangkon miliknya dari luar kota, yakni Jakarta, Surabaya, dan sebagainya secara online.

Walau Blangkon Mbah Somo hadir sebagai industri kecil rumahan, tidak heran sang penerus generasi kedua itu, juga kerap mendapat pesanan blangkon dari para pesewa baju adat di DIY.

Semua pesanan yang didapatkan dari konsumen, ia proses setiap hari dari pukul 09.00-15.00 WIB.

Ia juga menyerukan, dalam proses pembuatan blangkon, tidak mudah.

Dalam proses pembuatannya, ia harus melalui tahap mewiru atau melipat kain, pembentukan gaya, pemukulan kain, penyikatan kain, dan penjemuran blangkon.

"Semua proses itu, membutuhkan waktu tiga jam untuk menyelesaikan satu buah blangkon," ujarnya.

Maka dari itu, harga blangkon hasil buatan mbah Giyono juga bervariasi, mulai Rp50.000 sampai Rp150.000. 

Baca juga: Terkendala Batasan Usia 65 Tahun, 800 Jemaah Haji Asal DIY Batal Berangkat ke Tanah Suci

"Harga itu berdasarkan jenis kain batik dan jenis motif kain batik," tambahnya.

Blangkon yang menjadi ciri khas penutup kepala bagi kaum pria itu, ujarnya memiliki berbagai macam motif kain batik, mulai dari batik pinggir, batik polkadot, batik modang, dan sejenisnya.

Namun, dia hanya menjual blangkon dengan gaya Blangkon Yogyakarta Mataram.

Sebab, menurutnya, gaya blangkon tersebut lebih mudah dan tidak memakan banyak waktu dalam proses pembuatannya. (nei)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved