Mutiara Ramadhan Tribun Jogja LDNU DIY

Bahaya Sikap Takfiri

Tuduhan-tuduhan tersebut bahkan mengarah kepada orang-orang yang kualitas keilmuannya jauh lebih baik daripada yang menuduh.

Editor: ribut raharjo
Istimewa
HM Yazid Afandi, Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Yogyakarta 

Cendekiawan Muslim saat itu dipandang salah dalam mengategorikan mana masalah pokok keyakinan (aqidah), dan mana cabang dari keyakinan. Menurutnya, betapa banyak perdebatan antara tokoh Muslim namun minim dalam memberikan kontribusi untuk meyakinkan umat Islam pada kebenaran.

Sedangkan umat Islam dilanda berbagai fitnah tentang aqidah. Dan banyaknya para pendakwah yang menganggap dirinya ada pada kebenaran, namun nyatanya ada dalam kesalahan, bahkan orang-orang yang mengajak terhadap persatuan dalam bingkai keislaman acap kali diacuhkan dan dijauhkan.

Melalui kitab Faishalu al-tafriqah baina al-Islam wa al-zindiqah beliau menyampaikan, menjadi tokoh Islam itu berarti menjadi penunjuk umat dalam meraih hidayah, baik di suatu desa ataupun kota. Ia mesti menyampaikan dengan kata yang lemah-lembut penuh hikmah, merapatkan barisan, serta berpegang teguh pada agama Allah yang kokoh.

Dalam kitab tersebut ia juga memberikan standar agar tidak mudah menjustifikasi orang lain keluar dari Islam, selama masih mengimani Allah SWT dan Muhammad Rasulullah SAW. Karena bagaimanapun, orang-orang yang masih iman terhadap kenabian Rasulullah, dan mengakui setiap kepastian dalam agama yang sudah menjadi aturan Islam secara pasti, tetap dihukumi sebagai orang Islam yang wajib dijaga darahnya, jiwanya, dan hartanya.

Sikap takfiri adalah sikap yang berbahaya bagi masyarakat yang beragam paham, keyakinan dan madzhab. Untuk menghindari sikap tersebut adalah dengan memperbanyak literasi, memperdalam ilmu. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved