Pemuda Padukuhan Santren Sleman Tolak Aksi Klitih, Bentuk Paguyuban ‘Gejayan Dadi Siji’

Pemuda Padukuhan Santren, Gejayan, Caturtunggal, Depok, Sleman mencetuskan gerakan sosial untuk menolak aksi kekerasan jalanan

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Muhammad Fatoni
tribunjogja.com
Jogja Darurat Klitih 

Selain itu juga mengunggah informasi-informasi event hobi, atau melempar wacana menggelar event komunitas, meski dalam skala kecil. Hal itu untuk lebih menyibukkan anak-anak muda ke hal-hal positif.

"Jadi edukasi yang kami lakukan adalah dengan cara yang asik. Sebab para pelaku kejahatan jalanan perlu diberi ruang yang lebih mengasyikkan tapi tidak membahayakan masyarakat. Kalau caranya kaku atau bahkan dengan keras juga, malah kontraproduktif," ujar Calvin yang juga seorang pengusaha muda ini.

Ia menambahkan, menanggulangi aksi kekerasan jalanan perlu peran aktif anak-anak muda. Terlebih dalam banyak kasus klithih pelakunya masih remaja usia sekolah.

"Nah, dengan adanya gerakan tolak aksi kekerasan jalanan oleh anak muda yang memiliki kesadaran, jadi lebih bisa nyambung komunikasinya. Harapannya mereka yang tadinya asik di jalanan bisa terinspirasi, kita bawa menjadi asik di ruang-ruang kreatif yang tidak merugikan masyarakat," pungkasnya.

Sementara itu tokoh masyarakat Gejayan, Eko Hapriyanto, sekaligus pembina Paguyuban Gejayan Dadi siji mengatakan, gerakan sosial  yang digagas anak-anak muda di kampungnya mendapatkan dukungan dari masyarakat. 

Ia berharap upaya kreatif dan asyik yang dilakukan paguyuban akan menginspirasi pemuda pemuda lain di DIY khususnya dan nasional pada umumnya.

"Harapannya gerakan tolak aksi kekerasan jalanan dengan cara asyik dan kekinian yang dilakukan Paguyuban Gejayan Dadi Siji ini akan ditiru kelompok kelompok pemuda lain di seluruh Jogja. Sehingga Jogja adem ayem dan aman nyaman tetap terjaga," harap Eko. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved