Berita Bantul Hari Ini
DKPP Pastikan Tak ada Daging Gelonggongan Beredar di Bantul
Daging sapi yang masuk ke pasar tradisional harus dibarengi dengan surat dan ada stempel dari rumah pemotongan hewan (RPH) yang ada di DIY.
Penulis: Santo Ari | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Daging sapi menjadi satu di antara komoditas yang terlaris saat Ramadan.
Agar masyarakat bisa mendapatkan daging kualitas yang baik, maka Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul menjamin selama bulan Ramadan hingga Lebaran mendatang tidak akan ada daging sapi gelonggongan yang masuk ke berbagai pasar tradisional yang ada di Bantul .
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul , Joko Waluyo sebagai antisipasi masuknya daging glonggongan, daging sapi yang masuk ke pasar tradisional harus dibarengi dengan surat dan ada stempel dari rumah pemotongan hewan (RPH) yang ada di DIY.
"Bahkan tidak hanya Bantul, di pasar tradisional yang ada di kabupaten/kota di DIY dipastikan daging gelonggongan akan sulit masuk pasar," ujarnya Kamis (14/4/2022).
Baca juga: Awal Ramadan, Harga Telur Hingga Daging Ayam di Gunungkidul Alami Kenaikan
Joko menyatakan bahwa selama Ramadan pihaknya akan terus menggencarkan pemeriksaan daging sapi hingga daging ayam di pasar untuk memastikan daging tersebut layak dikonsumsi.
Selain itu juga untuk memantau kenaikan harga daging di pasaran saat Ramadan dan Lebaran mendatang.
Menurutnya, dari operasi pasar atau pemantauan daging di pasar tradisional yang ada di Kabupaten Bantul , ia mengakui bahwa ada kenaikan permintaan untuk daging sapi dan ayam, namun untuk harga disebutnya masih stabil.
Harga daging sapi masih dalam kisaran Rp 115 ribu hingga Rp 120 ribu per kilogramnya.
Sementara untuk daging ayam potong masih dalam kisaran Rp 36 ribu hingga Rp 37 ribu per kilogram.
"Khusus untuk daging ayam potong memang ada kenaikan dari sebelum Ramadan dalam kisaran Rp 32 ribu per kilogram, saat Ramadan naik menjadi Rp 36 ribu hingga Rp 37 ribu per kilogram," ungkapnya.
Joko menambahkan, pasca terungkapnya kasus bakso daging ayam tiren di Kapanewon Jetis, saat ini rumah pemotongan ayam juga sangat hati-hati dalam menjual daging ayamnya.
Terlebih saat ini polisi sangat tegas dalam mengusut kasus daging ayam tiren ini.
Baca juga: Sidak Pasar Beringharjo, Wawali Kota Yogya Soroti Lonjakan Harga Daging Ayam dan Sapi
"Masyarakat jera untuk mengolah daging ayam tiren karena hukumannya juga berat jika tertangkap oleh aparat kepolisian," tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Joko menyatakan bahwa kenaikan harga saat Lebaran mendatang dinilai masih normal karena permintaan masyarakat juga meningkat.
Sementara stok komoditas lainnya mulai dari beras, sayur hingga daging dijamin tetap aman.
Semisal beras, ia menyebut bahwa panen raya di sejumlah sawah di Bantul membuat stok melimpah.
"Harga juga relatif stabil untuk komoditi beras," pungkasnya.( Tribunjogja.com )