Kronologi Bocah Yatim Piatu di Sukoharjo Meninggal Dianiaya Kakak Angkat, Pelaku Sebut Korban Jatuh
Dari hasil olah tempat kejadian perkara dan pemeriksaan tubuh korban, Dila meninggal akibat penganiayaan yang dilakukan oleh kakak angkatnya.
Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, SUKOHARJO - Kecurigaan warga lantaran banyaknya luka lebam di tubuh bocah 7 tahun asal Desa Ngabeyan, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Dila alias UG membuka tabir penganiayaan yang dilakukan oleh kakak angkatnya sendiri.
Dila sebelumnya dilaporkan oleh kakaknya meninggal akibat terjatuh dari atap.
Namun warga yang melihat adanya kejanggalan akhirnya melaporkan kematian Dila ke polisi.
Aparat kepolisian yang melakukan penyelidikan pun menemukan fakta berbeda dengan apa yang disampaikan oleh kakak angkat korban.
Dari hasil olah tempat kejadian perkara dan pemeriksaan tubuh korban, Dila meninggal akibat penganiayaan yang dilakukan oleh kakak angkatnya.
Dikutip Tribunjogja.com dari Tribunsolo.com, Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setyawan melalui Kapolsek Kartasura AKP Mulyanta mengatakan, polisi menduga UF tewas setelah jadi korban penganiayaan kakak angkatnya.
Polisi pun sudah menetapkan satu tersangka dalam kasus ini.
"Itu dilakukan tak hanya tadi saja. Sudah beberapa, selalu dianiaya anak tersebut," kata Mulyanta.
Baca juga: Detik-detik Suami di Brebes Selamatkan Sang Istri yang Mau Tabrakan Diri ke Kereta
Baca juga: WN Rusia Hidup Susah Bersama Balitanya di Bali, Ditinggal Suami ke Negaranya
Yatim Piatu
Peristiwa kematian seorang bocah bernama Dila alias UF, di Desa Ngabeyan, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, menjadi kasak-kusuk warga.
Bocah 7 tahun yang dikenal punya masalah keluarga itu dilaporkan keluarga meninggal dunia, Selasa (12/4/2022).
Adalah sang kakak angkat, yang melapor ke tetangga, bila UF meninggal karena terjatuh dari atap rumah.
Tapi warga curiga, kemudian melaporkan temuan ini ke kantor polisi.
Alasan warga melaporkan kematian bocah itu, lantaran banyak melihat luka lebam di jenazah UF.
Hal itu diungkap oleh Kadus 1 Desa Ngabeyan, Arif Qomarudin.