Akhir Kasus Meninggalnya Siswa Muha Yogyakarta, Lima Pelaku Sempat Perang Sarung
Lima pelaku perkelahian yang berujung meninggalnya Daffa Adzin Albasith pelajar SMA Muhammadiyah 2 (MUHA) Yogyakarta
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
Dan dilanjutkan dikejar oleh Kelompok Daffa.
Namun satu diantara kelompok rombongan pelaku turun sambil membawa gir yang diikat.
Dia mencegat rombongan Daffa yang berusaha mengejar.
Motor rombongan korban yang pertama lolos dari ayunan gir.
Namun ayunan gir mengenai motor kedua.
Motor ini ditumpangi korban Daffa, status Daffa membonceng rekannya.
Sebab motor korban melaju dengan kecepatan tinggi, akhirnya ia oleng dan terjatuh.
Kajian sosiolog
Kekerasan di kalangan remaja yang berakibat fatal, menurut Dr Mukhijab MA, Dosen Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosiologi dan Ilmu Politik,
Universitas Widya Mataram, menunjukkan jika banyak generasi Z yang menilai kekerasan adalah cara untuk menorehkan eksistensi.
“Situasi (kasus kekerasan jalanan) yang terjadi berulang dari waktu ke waktu, dari tahun ke tahun, menunjukkan terjadi krisis kendali perilaku para remaja,”
paparnya.
Menurutnya, solusi pencegahan klitih atau tawuran antarpelajar perlu dipikirkan dan dilakukan bersama.
Salah satu metode yang bisa diadopsi adalah adanya jam malam bagi remaja agar tidak keluar rumah pada periode tertentu. Itu dinilai bisa sedikit membantu
menekan aksi kejahatan jalanan.
“Sepintas kebijakan ini kontraproduktif bagi kegiatan pariwisata, dan bisnis kuliner malam hari, tapi itu bisa diberlakukan secara temporal dan area lokal
pada setiap RW (rukun warga),” jawabnya.
RW yang patut menjadi perhatian adalah wilayah yang berpotensi terdapat kasus klitih maupun tawuran.
Kebijakan ini, katanya, bisa dikelola oleh simbol keamanan negara pada level kecamatan atau kemantren, polisi sektor, yang bekerja sama dengan pengurus RW hingga RT.