KTT G20 Diusulkan Ditunda, Banyak Pemimpin Dunia Ogah Hadir Karena Rusia Diundang, Dilematis

Pelaksanaan KTT G20 digelar pada Oktober-November 2022 mendatang, namun imbas invasi Rusia ke Ukraina banyak pemimpin dunia memutuskan tidak hadir.

Editor: ribut raharjo
dok.Tribun Papua
Logo G20 Indonesia 

TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - Penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali diusulkan ditunda.

Pelaksanaan KTT G20 digelar pada Oktober-November 2022 mendatang, namun imbas invasi Rusia ke Ukraina banyak pemimpin dunia memutuskan tidak hadir.

Karena itu sebaiknya pelaksanaan KTT G20 ditunda. Wakil Ketua Komisi Kajian MPR Martin Hutabarat mengatakan berkaitan dengan kehadiran Rusia. Beberapa negara seperti Amerika Serikat hingga Kanada menolak Presiden Rusia Vladimir Putin diikutsertakan.

“Kemarin PM Kanada sudah meminta Indonesia tidak mengundang Putin ke KTT G20 di Bali. Keinginan Kanada ini sama dengan Amerika dan Australia, yang sudah lebih dulu meminta agar Presiden Rusia Putin tidak diikutkan dalam KTT G20 di Bali,” kata Martin dalam keterangan tertulisnya, Minggu(3/4).

Martin bicara usulan itu bisa saja tidak disetujui oleh beberapa negara lain, seperti China dan India, sehingga ada kemungkinan besar Amerika Serikat dan sekutunya tidak hadir dalam KTT G20.

“Sudah pasti usul itu tidak akan diterima oleh beberapa negara anggota G20 lain, seperti China, India, termasuk Indonesia.

Begitu juga kalau Presiden Ukraina Volodimyr Zelensky ikut diundang ke Bali, seperti perminta Presiden Biden, pasti juga tidak akan disetujui oleh Rusia.

Sebab, Presiden Ukraina itulah yang akan jadi bintang dan pusat pemberitaan selama KTT berlangsung, dan Rusia akan jadi pesakitan,” kata Martin.

 

“Namun, apabila kedua permintaan Presiden Biden ini ditolak oleh Indonesia, hampir dipastikan Amerika dan sekutunya tidak akan menghadiri KTT G20 di Bali.

Kalaupun terpaksa hadir, mereka bisa-bisa akan mengirim menteri atau duta besarnya saja dan bukan presiden atau perdana menterinya,” lanjut Martin.

Martin menilai, jika KTT G20 hanya dihadiri oleh beberapa negara, tidak bisa disebut konferensi tingkat tinggi. Hal itu, menurutnya, hanya akan mempermalukan Indonesia sebagai tuan rumah.

“Itu sama saja dengan mempermalukan 3-4 pemimpin negara yang hadir, termasuk Indonesia sebagai tuan rumah. Sebab, acara itu tidak akan layak lagi disebut sebagai konferensi tingkat tinggi. Kenyataan ini akan menjadi buah simalakama bagi Indonesia, yang sudah bersusah payah untuk menyukseskan penyelenggaraan acara tersebut,” ucapnya.

 

Martin mengatakan KTT G20 dinyatakan berhasil jika perang Rusia dengan Ukraina dihentikan. Sementara itu, sampai saat ini belum ada tanda-tanda Rusia menarik pasukannya dari Ukraina.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved