Berita Politik Hari Ini

Jelang Tahun Politik, GKR Hemas Sebut Anak Muda Bakal Menjadi Penentu di Pemilu 2024 

Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Dapil DI Yogyakarta, GKR Hemas menyoroti peran krusial generasi milenial pada Pemilu 2024

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Kurniatul Hidayah

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Dapil DI Yogyakarta, GKR Hemas menyoroti peran krusial generasi milenial pada Pemilu 2024 mendatang.

Bahkan, ia menilai, anak muda bakal jadi penentu arah bangsa. 

Hal tersebut diutarakannya, dalam diskusi 'Pemilih Pemula Penentu Masa Depan Bangsa', yang berlangsung di Kraton Kilen, Kota Yogyakarta , Sabtu (26/3/22) sore.

Baca juga: Penyelenggaraan G20 di Yogyakarta Dongkrak Okupansi Kamar Hotel Hingga 20 Persen

Permaisuri Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat itu tidak menampik, fenomema ini, juga dijumpai di wilayah Yogyakarta

"Ya, 2024 Pilpres, Pileg, dan Pilkada akan diselenggarakan secara serentak. Nah, di DIY sekitar 45 persen, dari 3 juta pemilih 2024, adalah generasi Y dan Z," ujar Hemas. 

Ia meyakini, kini semakin banyak anak yang muda tertarik pada politik. Mereka memahami, melalui politiklah segala kebijakan negeri ini ditentukan.

Alhasil, ia menolak jika muncul anggapan anak muda sekarang masa bodoh. 

"Kata siapa generasi muda a-politik? Memang, sikap kritis dan lompatan pemikiran mereka, karena masih muda kan, yang terkadang kita sulit menjangkaunya," katanya. 

Menurut Hemas, mahasiswa dan pelajar yang kini tengah menimba ilmu di Yogyakarta, bisa jadi contoh bagi pemilih pemula, atau muda, di provinsi lain, untuk aktif mengawal pesta demokrasi berjalan baik dan selaras prosedur. 

"Sejatinya pemuda Indonesia mampu berperan lebih aktif, sesuai kemampuannya, sebagai katalisator pembangunan. Masa depan, harapan, dan kemajuan bangsa Indonesia, sekarang ada tangan anak-anak muda," terangnya. 

"Jadi, percayakan pilihan politik kepada orang-orang yang telah terbukti kinerjanya. Sebab, dalam masyarakat yang peduli, niscaya lahir pemimpin, serta wakil rakyat yang peduli juga, begitu pula sebaliknya," imbuh Hemas. 

Sementara Ketua PW Pemuda Muhammadiyah DIY, Anton Nugroho, yang didapuk sebagai salah satu pembicara, lebih menyoroti fenomena polarisasi di media sosial, yang jelas mengancam tingkat partisipasi milenial di Pemilu. 

"Ketika mereka mencari tahu, dan tidak mendapatkan apa-apa, hanya menjumpai polarisasi, saling hujan, dan debat kusir karena latar belakang kebencian, anak-anak muda menjadi malas ya, untuk berpartisipasi," cetusnya. 

Menurutnya, jika media sosial hanya dipenuhi dengan aura kebencian, berkaitan dengan iklim politik, anak muda pun dipastikan memilih menarik diri. Ia sepakat dengan GKR Hemas, bahwa sikap kritis mereka sangatlah tinggi. 

Baca juga: Pemkot Yogyakarta Dorong Pemanfaatan Wifi Publik Untuk Bikin Startup Digital Berbasis Kampung 

"Ya, sangat mungkin terjadi, karena mereka berfikirnya itu, daripada memilih dan dikira kelompok A atau kelompok B, terus dimusuhi, ya mending golput saja, buat apa pusing memikirkan problematika politik," tambah Anton. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved