Berita Kabupaten Magelang Hari Ini
Harga Kedelai Naik, 30 Persen Perajin Tahu dan Tempe di Desa Mejing Magelang Pilih Tutup Usaha
Imbas naiknya harga komoditi kedelai membuat para perajin tahu dan tempe di Magelang kelimpungan. Bahkan, beberapa di antaranya memilih untuk
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting
TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Imbas naiknya harga komoditi kedelai membuat para perajin tahu dan tempe di Magelang kelimpungan.
Bahkan, beberapa di antaranya menilih untuk menutup usahanya atau tidakj berproduksi.
Wendra Aliyono, perajin tahu dan tempe yang tergabung dalam Paguyuban Perajin Tahu dan Tempe Magelang, Desa Mejing, Candi Mulyo, Kabupaten Magelang mengatakan, dari 200 anggota yang tergabung sebanyak 30 persen memilih menutup usahanya.
Baca juga: Ada 217 Perlintasan Kereta Api Tidak Terjaga di Wilayah Daop 6 Yogyakarta
"Sekarang sudah 30 persen yang tutup. Karena, biaya operasi tidak menutupi," ujarnya saat audiensi di kantor DPRD Kabupaten Magelang.
Ia menambahkan, bahkan para perajin pun terpaksa mengurangi tenaga kerja yang membantu memproduksi.
Untuk, meminimalisir modal dan pengeluaran agar tetap bisa bertahan.
"Benar, beberapa sudah mengurangi jumlah karyawannya. Padahal, Desa Mejing itu salah satu penyerap tenaga kerja cukup besar dari produksi tahu dan tempe. Rata-rata satu perajin bisa mempekerjakan 7-10 orang," ujarnya.
Dengan terkereknya terus menerus harga kedelai, pihaknya meminta agar pemerintah bisa mengintervensi harga supaya stabil kembali.
Baca juga: Bupati Halim Minta Petani di Bantul Berpikiran Terbuka dan Punya Inovasi
Serta, meminta pemerintah untuk segera mengambil langkah strategis mengatur tata niaga kedelai serta bahan pokok yang lain semisal minyak goreng.
"Kami juga dorong agar pemerintah membiat regulasi terhadap proses impor kedelai sampai distribusi ke tingkat konsumen," urainya. (ndg)