MotoGP Mandalika
Rara Pawang Hujan Mandalika: Lahir di Papua, Tinggal di Bali, Punya Orangtua Asuh di Sleman
Rara, yang lahir pada Oktober 1983, mengaku sering dimintai tolong sebagai pawang hujan dalam berbagai acara kenegaraan, termasuk kampanye.
Penulis: Sigit Widya | Editor: Sigit Widya
Informasi menyebut, Rara ditugasi menjadi pawang hujan MotoGP Mandalika atas rekomendasi dari Menteri Badan Usaha Milik Negara, Erick Tohir.
Ia hanya tunduk perintah yang meminta jasanya, yakni MGPA. "Selama bertugas di MotoGP Mandalika, perintah datang setiap jam via telepon," ujarnya.
Rara mengaku terlibat sebagai pawang hujang Mandalika sejak tes pramusim meski memulai untuk "mengawasi" secara jarak jauh pada 1 Maret 2022.

Baca juga: Beginilah Aksi Pengendali Hujan MotoGP Mandalika Ketika Hujan Lebat Turun
Ia menyatakan langsung diminta mendatangkan hujan pada 9-11 Maret guna membantu mendinginkan lintasan Sirkuit Mandalika yang baru diaspal ulang.
Untuk menjalankan tugas sebagai pawang hujan Mandalika, Rara mengaku mendapat bayaran cukup besar, yakni ratusan juta rupiah, selama 21 hari kerja.
Rara, yang besar di DI Yogyakarta, melakukan ritual dengan sesajen buah-buahan dan kembang serta membawa mangkuk sambil menengadah ke langit.
Rara sendiri menyadari tak semua orang akan percaya dengan profesinya sebagai pawang hujan, termasuk ketika melakukan aksi di MotoGP Mandalika.
"Dengan kebaikan Tuhan, saya bisa mengobrol dengan awan, tanah, air, dan udara, dan sekarang berusaha membantu menyukseskan acara ini," ucapnya.
Rara mengaku selalu bekerja sama dengan BMKG dan Hadi Tjahjanto selaku Komandan Lapangan Mandalika untuk melakukan modifikasi cuaca di Mandalika.
"Kesempurnaan hanya milik Allah. Kami ikhtiar alternatif. Selama saya di sini, banjir terhindari. Saya kumpulkan doa dan menjadi tim support," tukasnya. (*)