MotoGP Mandalika
Rara Pawang Hujan Mandalika: Lahir di Papua, Tinggal di Bali, Punya Orangtua Asuh di Sleman
Rara, yang lahir pada Oktober 1983, mengaku sering dimintai tolong sebagai pawang hujan dalam berbagai acara kenegaraan, termasuk kampanye.
Penulis: Sigit Widya | Editor: Sigit Widya
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Rara pawang hujan Mandalika, yang punya nama asli Raden Roro Istiati Wulandari, sedang jadi pembicaraan hangat.
Rara pawang hujan Mandalika beraksi di tengah Race MotoGP Mandalika, Minggu (20/3/2022), untuk meredakan hujan yang turun begitu lebat.
Rara pawang hujan Mandalika sering terlihat di sekitar sirkuit, bahkan mendapatkan tenda khusus dari Mandalika Grand Prix Association atau MGPA.
Rara menjadi sorotan ketika memasuki area sirkuit untuk membantu meredakan hujan deras yang membuat start MotoGP ditunda satu jam 15 menit.
Saat beraksi di dalam sirkuit, Rara beraksi memutar-mutarkan serta memukulkan semacam pengaduk ke sebuah mangkuk emas sambil merapal doa.
Aksi Rara pawang hujan Mandalika selama setengah jam di pinggir sirkuit membuat pebalap Yamaha Fabio Quartararo tertawa dan menirukan.

Baca juga: Kisah Rara Istiani, Si Pawang Hujan di Sirkuit Mandalika
Rara, yang berdarah Jawa, lahir di Papua, tinggal di Bali, dan mempunyai orangtua asuh yang bertempat tinggal di kawasan utara Kabupaten Sleman.
"Saya belajar pawang hujan sejak umur sembilan tahun. Saya tidak makan daging hewan berkaki empat," ujarnya kepada Tribunjogja.com, kapan lalu.
Ketika itu, Tribunjogja.com berbincang dengan Rara di rumah orangtua asuhnya di kompleks perumahan di kawasan utara Kabupaten Sleman.
Rara bertemu dengan Tribunjogja.com setelah membantu mencari siswa hanyut kala kegiatan susur sungai di Turi, Kabupaten Sleman, Februari 2020.
Pada kesempatan tersebut, di rumah orangtua asuhnya, Rara sempat unjuk kemampuan sebagai pawang dengan memraktikkan ritual meredakan hujan.
Rara, yang lahir pada Oktober 1983, mengaku sering dimintai tolong sebagai pawang hujan dalam berbagai acara kenegaraan, termasuk kampanye.

Baca juga: Pawang Hujan MotoGP Mandalika 2022 Kolaborasi dengan Teknologi Modifikasi Cuaca
Ia menjadi pawang hujan kampanye Presiden Joko Widodo hingga upacara pembukaan Asian Games 2018 di Jakarta-Palembang, Sumatera Selatan.
Dalam menjalankan tugas sebagai pawang hujan Mandalika, Rara memulai ritual doa sejak pagi dan meletakkan beberapa sesajen di sejumlah lokasi.
Di MotoGP Mandalika, Rara mengaku ditunjuk sebagai pawang hujan oleh Indonesia Tourism Development Corporation selaku perusahaan BUMN.
Informasi menyebut, Rara ditugasi menjadi pawang hujan MotoGP Mandalika atas rekomendasi dari Menteri Badan Usaha Milik Negara, Erick Tohir.
Ia hanya tunduk perintah yang meminta jasanya, yakni MGPA. "Selama bertugas di MotoGP Mandalika, perintah datang setiap jam via telepon," ujarnya.
Rara mengaku terlibat sebagai pawang hujang Mandalika sejak tes pramusim meski memulai untuk "mengawasi" secara jarak jauh pada 1 Maret 2022.

Baca juga: Beginilah Aksi Pengendali Hujan MotoGP Mandalika Ketika Hujan Lebat Turun
Ia menyatakan langsung diminta mendatangkan hujan pada 9-11 Maret guna membantu mendinginkan lintasan Sirkuit Mandalika yang baru diaspal ulang.
Untuk menjalankan tugas sebagai pawang hujan Mandalika, Rara mengaku mendapat bayaran cukup besar, yakni ratusan juta rupiah, selama 21 hari kerja.
Rara, yang besar di DI Yogyakarta, melakukan ritual dengan sesajen buah-buahan dan kembang serta membawa mangkuk sambil menengadah ke langit.
Rara sendiri menyadari tak semua orang akan percaya dengan profesinya sebagai pawang hujan, termasuk ketika melakukan aksi di MotoGP Mandalika.
"Dengan kebaikan Tuhan, saya bisa mengobrol dengan awan, tanah, air, dan udara, dan sekarang berusaha membantu menyukseskan acara ini," ucapnya.
Rara mengaku selalu bekerja sama dengan BMKG dan Hadi Tjahjanto selaku Komandan Lapangan Mandalika untuk melakukan modifikasi cuaca di Mandalika.
"Kesempurnaan hanya milik Allah. Kami ikhtiar alternatif. Selama saya di sini, banjir terhindari. Saya kumpulkan doa dan menjadi tim support," tukasnya. (*)