Pementasan Teater Wayang Cekakak: Pembalasan Operasi Gagak

Pentas Teater Wayang Cekakak lakon 'Pembalasan Operasi Gagak' naskah karya Joko Lisandono, dan disutradarai oleh Surasa Khocil Birawa.

Editor: ribut raharjo
Istimewa
Pementasan Teater Wayang Cekakak: Pembalasan Operasi Gagak 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pentas Teater Wayang Cekakak lakon 'Pembalasan Operasi Gagak' naskah karya Joko Lisandono, dan disutradarai oleh Surasa Khocil Birawa, dimainkan bersama Sanggar Teater Muara.

Pementasan Teater Wayang Cekakak program Teater Rebon Taman Budaya Yogyakarta (malam tadi), didukung gabungan sejumlah seniman teater Yogyakarta, dalang putri Anisyah Padmanila Sari dan waranggana kondang Anik Sunyahni. 

Pergelaran Teater Wayang Cekakak gelaran Taman Budaya Yogyakarta, Dinas Kebudayaan DIY dan didanai Dana Keistimewaan DIY ini, akan ditayang di YouTube Channel : tasteofjogja disbud diy, taman budaya yogyakarta, humas yogya dan JITV, Rabu (16/3/2022) malam.

Pendukung lakon 'Pembalasan Operasi Gagak' ini, penata Musik Sumardjo 'Jojo', pemusik Christian Kurniawan Bani Adi, R Ignatius Sumono Sedyo Raharjo, Ibnu Haris Sasongko, Suranta, Birama Rizky Putra, penata Artitstik Joni Asman. penata lampu Setya Prayoga SSn, penata rias-kostum Evy Chandra Puspitaningrum dan penata Suara : Alan bersama Joko. Audivisual kameraman 1 dan editing Jonas, kameraman 2-3 Alex, Guntur. MC Risa Karmida dan pelaksana Produksi  Dina Megawati.

Para pemain Agus Yuniawan 'Seteng', Eko Winardi, Arina Luwi, Drs Cecep Buntoro,  Sutejo 'Badut', Lisa Pawestrininsih, Bramanti Fauzal Nasution, Alexander Bambang Sunjoyo, Dian Nur Rahmawati 'Denok' , Ahmad Hasfi Alhazmi.

Joko Lisandono mengatakan, pentas Teater Wayang Cekakak lakon 'Pembalasan Operasi Gagak' ini, berlatar belakang Serangan Oemoem 1 Maret di Yogyakarta yang diiniasi oleh Ngarso Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono IX, telah  membuka mata dunia bahwa Tentara Nasional Indonesia masih ada.

Lakon 'Pembalasan Operasi Gagak' intinya, bahwa Belanda tidak rela melihat kemerdekaan Indonesia telah melancarkan serangan dengan cara pengecut lewat Operasi Gagak pada tanggal 19 Desember 1948.

Hal itu membuat pasukan TNI tercerai berai, dan harus merelakan Ibukota Yogyakarta beserta pemimpin dijadikan tawanan Belanda.

Para pejuang tidak putus asa, tetap bertahan dan melawan demi kemerdekaan. "Ngarsa Dalem Sri Sultan HB IX menginiasi untuk melancarkan serangan balasan!. Demi menunjukkan pada dunia bahwa TNI masih ada dan Indonesia tetap merdeka,"  kata Joko Lisandono.

Khocil Birawa menuturkan, bahwa konsep gelaran Teater  Wayang Cekakak  menggunakan format spirit dramaturgi teater modern yang dikemas secara kontemporer dengan menggabungkan unsur teater tradisi dan wayang dikemas komedi.

Sementara dalam penyajian cerita luwes bisa legenda, cerita berlatar belakang sejarah, kehidupan sehari-hari. Untuk iringan memadukan musik tradisi yang dikolaborasi dengan alat musik modern.

"Teater Wayang Cekakak dikemas komunikatif dengan menggunakan bahasa campuran, yaitu : bahasa Indonesia, Jawa dan bahasa Inggris dapat lebih mudah dipahami generasi masa kini," imbuh Khocil Birawa. (rls)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved