Nisfu Syaban

Keutamaan Bermunajat Pada Malam Nisfu Syaban, Satu Diantaranya Doanya Tak Ditolak

istilah Nisfu Syaban berarti hari atau malam pertengahan bulan Syaban atau tanggal 15 Sya’ban

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
Giuseppe CACACE / AFP
Bulan terbit di atas sebuah masjid di Abu Dhabi, ibu kota Uni Emirat Arab, pada 20 Januari 2022. 

Tribunjogja.com Jogja - Ada beberapa amalan-amalan kepada Allah SWT ketika malam Nisfu Syaban tiba termasuk keutamaan bermunajat di malam Nisfu Syaban

Dilansir dari jateng.kemenag.go.id, secara harfiyah istilah Nisfu Syaban berarti hari atau malam pertengahan bulan Syaban atau tanggal 15 Sya’ban.

Rasulullah Saw Bersabda, 5 Malam yang apabila kita berdoa pada malam-malam tersebut, maka do’a tersebut tidak ditolak.

Yaitu Awal Malam Bulan Rajab, Malam Nisfu Syaban , Malam Jum’at, Malam Idul Fitri dan Malam Idul Adha.

Dijelaskan pula berdasarkan keterangan dari Imam Ghazali malam Nisfu Syaban sebagai malam yang penuh dengan syafaat (pertolongan).

Menurut Imam Al-Ghazali, pada malam ke-13 bulan Syaban, Allah SWT memberikan seperti tiga syafaat kepada hambanya.

Sedangkan pada malam ke-14, seluruh syafaat itu diberikan secara penuh.

Dengan demikian, pada malam ke-15, umat Islam dapat memiliki banyak sekali kebaikan sebagai penutup catatan amalnya selama satu tahun.

DOA MALAM Nisfu Syaban dan Membaca Surat Yasin di Sela-sela Berdoa

Bacaan Niat Puasa Nisfu Syaban Lengkap Arab Latin dan Artinya

Karena pada malam ke-15 bulan Sya’ban inilah catatan perbuatan manusia penghuni bumi akan dinaikkan ke hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Penyuluh Agama Islam Honorer (PAH) KUA Sarang 2, Kusnaidi mengatakan dianjurkan pada malam nNisfu Syaban yang membaca Surat Yasin 3× kali.

Kemudian juga diiringi dengan permintaan berupa keberkahan pada umur, harta, dan hajat-hajat lainnya.

Permintaan ini tidak perlu dipersoalkan karena memang tidak ada masalah secara syar‘i di situ.

Yang dibaca adalah salah satu surat di dalam Al-Quran.

Pihak yang diminta juga tidak lain adalah Allah SWT.

Mereka juga meminta yang baik-baik untuk kemaslahatan dunia dan akhirat, baik pribadi maupun kepentingan umum.

“Hal ini dijelaskan dengan detail oleh Sayyid Muhammad bin Alwi bin Abbas Al-Maliki berikut ini bahwa tak ada larangan bagi seseorang yang mengiringi amal sholehnya dengan permintaan dan permohonan hajat agama dan dunia, Jiwa dan raga, lahir dan batin,” paparnya. (jateng.kemenag.go.id/Tribunjogja.com)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved