Kisah Inspiratif
Keterbatasan Fisik Tak Halangi Devita Amalia Anggraini untuk Raih Gelar Sarjana
Devita Amalia Anggraini berhasil menyelesaikan studinya di Prodi Pendidikan Luar Biasa Fakultas Ilmu Pendidikan UNY dengan baik.
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Gaya Lufityanti
Para guru, pada waktu itu, juga merasa kondisi Devita tidak memerlukan penanganan khusus selain pelajaran yang memerlukan gerak seperti tari dan olahraga.
Sehingga, saat ada pembelajaran tentang tari dan olahraga, Devita biasanya hanya akan menunggu dan menjadi penonton selama pembelajaran berlangsung.
Penilaiannya pun berbeda. Dia diminta membuat kliping atau laporan yang berkaitan dengan pembelajarannya.
“Namun karena pembelajaran tersebut kadang hanya sekali seminggu dan terkadang terdapat guru yang tetap melibatkan saya dalam aktivitas gerak, sehingga saya tidak terlalu merasa terasingkan meski tidak mengikuti pembelajaran fisik,” ungkap alumni SMK Negeri 7 Yogyakarta itu.
Baca juga: Giri Trisno Putra, Penyandang Disabilitas Netra Peraih Sarjana Ekonomi di UGM
JALUR SM
Perjuangan Devita meraih sarjana dimulai ketika dirinya mulai mempertimbangkan untuk kuliah setelah lulus dari SMK.
Setahun setelah lulus, ia berhasil masuk ke UNY melalui jalur Seleksi Mandiri (SM) dan menjadi mahasiswa Prodi Pendidikan Luar Biasa FIP UNY .
Rezeki yang tidak kemana, tekad Devita memiliki titel sarjana benar-benar dimudahkan.
Kendati ayahnya merupakan pekerja catering, Devita bisa mendapat bantuan pendidikan dari suatu lembaga.
Bantuan itu memudahkannya untuk membayar uang kuliah.
“Yang membuat saya amat bersyukur dan semakin percaya bahwa jalan keluar selalu ada selama kita yakin pada tindakan yang diambil. Lembaga tersebut selain memberikan saya bantuan finansial juga selalu memberikan bantuan psikologis seperti memberi semangat dan mendengarkan keluh kesah yang saya alami selama perkuliahan,” katanya.
Bantuan Pendidikan tersebut berhenti pada saat Devita berusia 22 tahun.
Akan tetapi, Devita kembali mendapat bantuan pada akhir semester tujuh.
Perempuan kelahiran 1997 itu memperoleh beasiswa Afirmasi Pendidikan Difabel yang membantunya dalam penyelesaian studi.
Beasiswa tersebut diperoleh selama 3 semester dan atas beasiswa tersebut ia tidak perlu memikirkan biaya untuk melunasi tagihan Uang Kuliah Tunggal (UKT) sebanyak Rp 3,450 ribu.