Kasus Aktif COVID-19 di Gunungkidul Capai 1.532 Pasien, 61 Orang Dirawat di RS
Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat mencatat bahwa kasus aktif saat ini mencapai lebih dari 1.500 pasien.
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Kasus COVID-19 di Kabupaten Gunungkidul hingga kini masih terus mengalami penambahan.
Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat mencatat bahwa kasus aktif saat ini mencapai lebih dari 1.500 pasien.
Kepala Dinkes Gunungkidul Dewi Irawaty menyampaikan bahwa hingga Minggu (13/03/2022), terdapat 1.532 kasus aktif COVID-19.
"61 orang di antaranya dirawat di rumah sakit (RS) rujukan," ujar Dewi petang ini.
Ribuan kasus aktif lainnya saat ini menjalani isolasi mandiri (isoman).
Ia juga menyebut bahwa kapasitas bed perawatan pasien COVID-19 saat ini mencapai 153 unit, berkurang 2 dari yang sebelumnya mencapai 155 unit.
Adapun pengurangan ini sejalan dengan menurunnya jumlah kasus aktif COVID-19 di Gunungkidul.
Pada 10 Maret lalu, Dewi menyampaikan kasus aktif sempat menembus 1.773 pasien.
"Kasus sembuh selama beberapa hari terakhir mencapai ratusan orang," jelasnya.
Baca juga: Kasus Covid-19 di Kalangan Nakes Bertambah, 287 Nakes di Kulon Progo Jalani Isoman
Baca juga: Peta Sebaran 11.585 Kasus Baru Covid-19 di Indonesia dalam 24 Jam Terakhir per 13 Maret 2022
Selama rentang 2 sampai 13 Maret, tercatat ada 1.780 pasien yang sudah dinyatakan sembuh.
Angka sembuh tertinggi dilaporkan pada hari ini sebanyak 249 kasus.
Meski jumlah pasien sembuh meningkat, angka kasus konfirmasi positif COVID-19 di Gunungkidul masih tetap bertambah.
Namun cenderung melandai setidaknya selama 2 hari terakhir, alias kurang dari 100 kasus per hari.
"Kemarin ada 52 kasus baru, sedangkan hari ini 85 kasus baru," ungkap Dewi.
Secara kumulatif, sudah 21.796 kasus konfirmasi positif COVID-19 di Gunungkidul.
Sebanyak 19.156 pasien dinyatakan sembuh, 1.532 kasus aktif, dan meninggal dunia mencapai 1.108 orang.
Dewi mengimbau masyarakat agar tetap disiplin dalam protokol kesehatan (prokes).
Ia menilai, prokes tetap jadi kunci utama terlepas dari apapun varian virus COVID-19 saat ini.
"Sebab bagi lansia, komorbid, serta belum divaksin, varian apapun sama saja bahayanya," katanya. (Tribunjogja)