Berita Sleman Hari Ini
Kapolri Apresiasi Masyarakat yang Segera Isolasi di Isoter Setelah Terpapar Covid-19
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meninjau tempat vaksinasi Covid-19 massal di Sleman City Hall (SCH) dan isolasi terpadu di Asrama Haji.
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meninjau tempat vaksinasi Covid-19 massal di Sleman City Hall (SCH) dan isolasi terpadu di Asrama Haji, Ring Road Utara, Jumat (11/3/2022).
Di SCH, ia melihat secara langsung kegiatan vaksinasi yang ditargetkan menjaring lebih dari 3.000 orang tersebut.
Dalam kesempatan tersebut, Listyo mengapresiasi keinginan masyarakat Yogyakarta untuk segera mendapatkan vaksinasi, baik itu dosis pertama, kedua hingga booster.
“Yogyakarta itu ranking atas terkait kegiatan vaksinasi. Pencapaiannya cukup baik. Saya dapat laporan, pada dosis kedua, sudah 97 persen masyarakat tervaksin. Sementara, untuk dosis pertama, sudah lebih dari 100 persen masyarakat mendapatkan vaksinasi . Ini pencapaian yang bagus,” ujarnya kepada media.
Baca juga: Pemkab Sleman Akselerasi Vaksin Booster
Ia berharap, pencapaian dosis kedua vaksinasi bisa terus dipercepat agar lebih banyak masyarakat mendapatkan kekebalan saat menghadapi virus corona.
“Yogyakarta ini kan juga menjadi tempat event internasional. Acara G20 nantinya akan ada di sini. Selain itu, Yogyakarta adalah tempat wisata. Jadi, kami mau meyakinkan, seluruhnya bisa berjalan dengan baik,” kata Listyo.
Dia menegaskan, apabila masyarakat sudah mendapatkan vaksinasi, maka akan muncul kekebalan dan berpengaruh pada kondisi pertumbuhan ekonomi di DIY.
“Apalagi, kita ini akan menghadapi bulan puasa dimana interaksi dan aktivitas masyarakat berpotensi meningkat. Bisa saja, kasusnya naik. Maka, harus dipastikan, masyarakat mendapatkan dan mengikuti vaksinasi Covid-19,” tuturnya.
Ia optimis, kasus Covid-19 dan varian baru ini bisa terkendali lantaran masyarakat mau mengikuti vaksinasi.
Listyo turut menyinggung syarat menuju endemi yang kini sedang banyak dibicarakan.
Baca juga: Pemkot Yogya Pastikan Ketersediaan Vaksin Covid-19 Aman, Tak Ada yang Mendekati Kadaluarsa
“Kita sedang kejar beberapa syarat menuju endemi ya, seperti pengendalian kematian, vaksinasi dan statistik kasus positif. Ini perlu kerja sama semua pihak,” ungkapnya.
Setelah dari SCH, Listyo melanjutkan perjalanan ke Asrama Haji Ring Road Utara. Di situ, ia berdialog dengan sejumlah penghuni isoter melalui platform Zoom.
Dia menanyakan, bagaimana keadaan para pasien dan mengucapkan terimakasih lantaran sudah berkenan pergi ke isoter dan segera mengisolasi diri apabila merasa gejala Covid-19 menyerang.
“Sampai hari ini, kurang lebih ada 45 pasien dengan ketersediaan bed sebanyak 190 tempat tidur. Minggu ini, terjadi penurunan,” katanya setelah berdialog dengan penghuni Asrama Haji.
“Tentu, kami apresiasi kepada para penghuni yang terpapar ini dan memilih dirawat di isoter. Ini bisa membantu pengendalian varian baru. Juga, takutnya kalau di rumah, tidak ada tempat khusus untuk isolasi dan berisiko menulari orang rumah,” terang Listyo.
Dia juga meyakinkan, di isoter tersebut, sudah disiapkan obat-obatan, fasilitas hingga tenaga kesehatan (nakes) yang siap untuk merawat pasien.
“Untuk nakes, kita titip betul perawatan penghuni agar mereka bisa sembuh dan beraktivitas. Kita butuh sinergitas untuk melahan laju Covid-19 ,” tambahnya.
Baca juga: Kasus Covid-19 Tembus 186 Pasien, Satgas Kulon Progo Percepat Vaksin dan Imbau Prokes
Sedangkan, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman , Makwan menambahkan masyarakat yang isolasi di isoter bakal diisolasi selama 10 hari.
“Tidak ada swab evaluasi. Seminggu ini juga semakin menurun tingkat keterisiannya,” papar Makwan ditemui setelah acara.
Dia menambahkan, semenjak munculnya Omicron , pihaknya meningkatkan kapasitas bed di asrama haji.
Semula sekitar 137 tempat tidur dan kini mencapai 190 bed.
Namun, di masa puncak, katanya, hanya terisi 90 persen dan sekarang berangsur-angsur turun hingga 20 persen dari total.
“Ini harapan baik ke depan, kasus semakin turun. Rata-rata yang di sini juga bergejala ringan. Selama ini, belum ada yang dirujuk ke rumah sakit,” tutupnya. ( Tribunjogja.com )