Rusia Akhirnya Kerahkan Sukhoi Su-35 untuk Perang Melawan Ukraina, Dilengkapi Rudal Antiradiasi

Rusia akhirnya mulai mengerahkan Sukhoi Su-35 yang menjadi salah satu andalan di udara.

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
DPA
Jet tempur Sukhoi SU-35 

TRIBUNJOGJA.COM, KYIV - Rusia mulai melaksanakan invasinya ke Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu.

Namun dalam serangannya ke Ukraina, Rusia belum menurunkan alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang dimilikinya.

Salah satunya jet tempur Sukhoi Su-35.

Rusia menggunakan Angkatan Udaranya dalam skala terbatas ketika awal-awal invasi diluncurkan.

Mereka lebih menitikberatkan invasi ini pada kekuatan tank dan unit artileri untuk mendobrak pertahanan Ukraina.

Namun, kini situasinya telah berubah dalam beberapa hari terakhir karena Rusia telah meningkatkan peran Angkatan Udaranya untuk melakukan serangan di Ukraina.

Rusia akhirnya mulai mengerahkan Sukhoi Su-35 yang menjadi salah satu andalan di udara.

Jet andalan Rusia ini dilengkapi dengan rudal anti-radiasi Zvezda/Tactical Missile Corporation Kh-31PM.

Dikutip Tribunjogja.com dari Tribunnews.com, Sukhoi Su-35 ini nantinya ditugaskan untuk "menindas sistem pertahanan udara" Ukraina baik di darat maupun udara, dalam rangka menetralisir ancaman terhadap aset-aset militer Rusia di medan laga.

Kementerian Pertahanan Rusia sendiri telah merilis video jet yang dijuluki Super Flanker ini tinggal landas menuju medan tempur (7/3/2022).

Dari gambar video yang diperlihatkan menunjukkan, SU-35 yang dilengkapi dengan rudal anti-radiasi Zvezda/Tactical Missile Corporation Kh-31PM.

Baca juga: Babak Baru Perang Rusia Ukraina, Menlu Sergey Lavrov dan Dmotry Kuleba Bertemu di Turki

Sepasang jet Su-35 terlihat berangkat untuk patroli udara tempur, salah satunya dilengkapi dengan dua rudal Kh-31P serta rudal udara-ke-udara R-77 dan R-73.

Kemudian, rekaman menunjukkan Su-35S terbang kembali ke pangkalan dengan hanya satu Kh-31PM yang terpasang padanya.

Sebagai informasi, rudal Kh-31P adalah rudal anti-radiasi supersonik jarak menengah yang menggunakan scramjet dengan booster built-in untuk mencapai kecepatan supersonik tinggi.

Senjata ini dirancang untuk menghancurkan radar sistem pertahanan udara (SAM) jarak menengah dan jauh, serta untuk menghabisi radar kontrol operasi udara maupun radar peringatan dini.

Sistem pelacak yang dimiliki rudal ini mampu mencari dalam berbagai mode, termasuk pencarian otomatis dan kontrol eksternal.

Rudal dapat melakukan gerakan pull-up 10-g mengelak jika terdeteksi oleh radar musuh.

Di sisi lain, R-73 adalah rudal inframerah pencari panas yang dapat diluncurkan menggunakan helm-mount sight (HMS), yang memungkinkan pilot untuk menandai target hanya dengan menatap mereka.

R-73 adalah rudal yang sangat gesit, dan pertempuran udara tiruan telah menunjukkan bahwa kemampuan "off-boresight" tingkat tinggi R-73 akan menjadi keuntungan besar dalam pertempuran.

Ada pun rudal "udara ke udara" R-77 adalah rudal pelacak radar aktif, yang berarti memiliki radar kecil di pencari yang mengirimkan pulsa radar untuk mendeteksi target dan kemudian menggunakan informasi itu untuk melacaknya.

Itu bisa bermanuver pada sudut serangan yang lebih besar.

Rudal ini sebelumnya terlihat di Suriah pada pesawat Su-35S di mana Moskow mendukung pemerintah Bashar al Assad dalam perang yang sedang berlangsung dengan pemberontak.

Meski belum jelas hasilnya, apakah akan mengubah jalannya perang atau tidak, kehadiran SU-35 Rusia di medan perang, beserta senjata canggih dan presisinya, menunjukkan keseriusan negara tersebut untuk menghancurkan semua pertahanan udara berbasis darat Ukraina. (*)

 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved