Update Corona di DI Yogyakarta
Soal Temuan Son of Omicron di Yogyakarta, Ini Kata Ketua Pokja Genetik FK UGM
Temuan sebanyak 7 kasus Omicron subvarian BA.2 atau dikenal dengan sebutan Son of Omicron di DIY. BA.2 itu sudah diketahui sejak awal Februari lalu.
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kasus Omicron subvarian BA.2 atau dikenal dengan sebutan Son of Omicron mulai menyita perhatian kalangan akademisi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM Gunadi menyatakan vaksinasi Covid-19 khususnya booster masih menjadi kunci untuk mengurangi tingkat keparahan ketika terpapar varian BA.2 itu.
Disampaikan Gunadi, sejauh ini sudah ada beberapa hasil penelitian yang menyebut bahwa BA.2 lebih menurunkan efektivitas vaksin dibanding BA.1.
"Kalau terkait vaksinasi sudah ada beberapa hasil penelitian memang dikatakan dia (BA.2) lebih menurunkan efektivitas vaksin dibanding BA.1 ada tapi masih sama artinya dengan pemberian booster itu masih bisa menaikkan tingkat efektivitas vaksin itu kembali," kata Gunadi, Senin (7/3/2022).
Baca juga: Omicron Siluman BA.2 Ditemukan di DI Yogyakarta, Sekda DIY : Yang Penting Disiplin Prokes
Oleh karenanya, Gunadi menyatakan bahwa vaksinasi booster masih menjadi kunci terkait ancaman varian BA.2 tersebut.
Hal ini yang kemudian juga masih terus diupayakan oleh pemerintah.
Termasuk dengan menyasar lebih dulu masyarakat yang masuk dalam kelompok rentan.
Dalam hal ini lansia maupun pemilik komorbid selain juga tenaga kesehatan hingga ke masyarakat umum.
"Jadi tetap kunci utama adalah vaksinasi, booster khususnya. Itu akan menaikkan kembali daya kemampuan sistem imun kita untuk menangkal keparahan minimal. Kita boleh terinfeksi tapi jangan sampai parah kan seperti itu kira-kira," tegasnya.
Ditanya terkait fatalitas dari BA.2 sendiri, Gunadi masih tetap berpedoman kepada WHO yang menyatakan belum ada perbedaan signifikan antara BA.1 dan BA.2.
Saat ini yang ditemukan terkait BA.2 adalah dari segi transmisi yang lebih cepat. Kecepatan transmisi atau data penularan menurut WHO itu bahwa BA.2 lebih cepat dari BA.1 yang lebih cepat juga daripada Delta.
Walaupun memang WHO juga masih tetap menganggap BA.2 sebagai keluarga Omicron.
Baca juga: Awal Mula Ditemukannya Kasus Son of Omicron di DIY, Bagaimana Ciri Subvarian Ini?
"Kan kalau kita bayangkan BA.1 lebih cepat dari delta, kemudian BA.2 lebih cepat dari BA.1 itu kan tentunya itu akan menjadi menjadi isu tersendiri terkait daya transmisinya," ujarnya.
Sebelumnya Pokja Genetik FKKMK UGM mencatat temuan sebanyak tujuh kasus Omicron subvarian BA.2 atau dikenal dengan sebutan Son of Omicron di DIY. BA.2 itu sudah diketahui sejak awal Februari lalu.
Tepatnya saat Pokja Genetik FKKMK UGM melakukan pemeriksaan kepada 47 sampel kasus terkonfirmasi positif Covid-19 menggunakan Whole Genome Sequencing (WGS).