Berita Bisnis Hari Ini

Harga Cabai Rawit Merah di Sleman Tembus Rp 65 Ribu 

Harga rata-rata cabai rawit merah di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Sleman Rp 61.250 per kilogram.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Ahmad Syarifudin
Petani Pakembingun, Kusnanto menunjukkan daun layu dan buah cabai membusuk di area pertanian cabai miliknya di Pakembangan, Pakem, Kabupaten Sleman, Senin (7/3/2022). 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Harga cabai rawit merah di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Sleman mengalami lonjakan harga dalam beberapa hari terakhir.

Data harga bahan pokok, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sleman mencatat, harga rata-rata komoditas cita rasa pedas itu Rp 61.250 per kilogram.

Harga tertingginya, bahkan telah menembus Rp 65 ribu per kilogram sementara harga terendah Rp 56 ribu/kg. 

Kepala Bidang Usaha Perdagangan, Disperindag Sleman , Nia Astuti mengatakan, kenaikan harga cabai rawit merah dipengaruhi oleh faktor musim.

Saat ini, masih sering turun hujan yang berpengaruh terhadap tanaman cabai di lahan persawahan petani. 

Baca juga: Harga Lelang Cabai Rawit Tingkat Petani di Bantul Tembus Rp 60 Ribu Per Kilogram‎

"Tanaman cabai sangat rentan. Hujan beberapa hari, dampaknya tanaman rusak," kata dia, Senin (7/4/2022). 

Nia mengatakan, harga cabai rawit merah di pasar tradisional biasanya di angka Rp 30-35 ribu.

Kini, harganya merangkak naik.

Pihaknya mengaku mewaspadai peningkatan harga tersebut.

Bukan hanya harga cabai, melainkan komoditas lain, seperti minyak goreng, telur, gula pasir maupun bawang merah dan bawang putih.

Terutama, menjelang datangnya bulan Ramadan dan lebaran. 

"Menjelang bulan puasa, kami perlu waspada adanya kenaikan- kenaikan harga ini," kata dia. 

Baca juga: Cabai Rawit di Pasar Darurat Klaten Naik Jadi Rp 60 Ribu Per Kilogram, Pedagang : Karena Musim Hujan

Patek 

Petani Pakembingun, Drs. H Kusnanto mengungkapkan, harga cabai rawit merah di pasaran memang tinggi namun tanaman cabai di petani saat ini tidak bisa berbuah maksimal.

Sebab, banyak yang terserang hama patek (antraknosa) maupun busuk batang.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved