Berita Kabupaten Magelang Hari Ini
Terdampak Tol Yogyakarta-Bawen, Area Rumah Warga di Mungkid Magelang Dipasangi Patok
Pematokan calon lahan pembangunan tol Yogyakarta-Bawen di wilayah Magelang mulai dilakukan per Februari 2022 ini.
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting
TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Pematokan calon lahan pembangunan tol Yogyakarta-Bawen di wilayah Magelang mulai dilakukan per Februari 2022 ini.
Salah satu di antaranya yang sudah mulai dilakukan pematokan yakni rumah milik Agung Nugroho warga Dusun Jetis, Desa Pagersari, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang.
Di mana, patok paralon berwarna kuning sudah tertanam tepat di depan pagar rumahnya sejak Kamis (03/03/2022) lalu.
Adapun, patok berwarna kuning artinya untuk menandai poros jalan tol atau titik tengah jalan tol.
Baca juga: Warga Polanharjo Klaten Temukan Jenazah Pria Tanpa Identitas dekat Tol Yogyakarta-Solo
Ia mengatakan, total lahan yang terdampak miliknya mencapai luasan 660 meter persegi dari depan pagar hingga halaman belakang.
"Selain lahan, yang terdampak yakni hewan-hewan ternak yang dipelihara di sini. Ada ayam petelur sekitar 200an ekor, 13 kolam ikan, ayam bangkok sekitar 30an ekor, kambing, dan hewan lainnya," ujarnya saat ditemui di rumahnya, pada Jumat (04/03/2022).
Ia mengatakan, untuk sosialisasi terkait lahan terdampak pembangunan tol sudah dilakukan pada awal Februari lalu.
Di mana, pemilik lahan yang terdampak dikumpulkan di kelurahan untuk membahas terkait pengadaan lahan.
"Sosialisasinya lebih kepada penyampaian rencana pembebasan lahan tol Bawen-Yogya. Masyarakat dikasih keterangan bahwa konsepnya tidak ada yang namanya ganti rugi, semuanya ganti untung. Semua value yang ada diperhitungkan, bahkan untuk septitank pun ada perhitungannya. Termasuk konpensasi untuk usaha," terangnya.
Ia menjelaskan, untuk jadwal pembebasan lahan belum diberitahukan.
Namun, warga sudah diberikan nomor antrean untuk inventarisasi.
Di mana, setelah pemasangan patok tersebut akan dilakukan inventarisasi.
"Jadi, nanti ada petugas analis yang datang untuk inventarisasi dan pengukuran ulang. Berapa jumlah lahan secara fisik yang terkena kemudian nilai dari lahan tersebut. Misalnya, ada tanaman atau tempat usaha, itu juga diperhitungkan," tuturnya.
Sementara itu, saat disinggung terkait rencana pindah setelah diketahui lahannya terdampak proyek nasional tersebut, ia mengatakan masih mencari lahan baru.
Baca juga: Perang Rusia Ukraina: Intelijen Rusia Bicara Soal Nuklir, SVR: Amerika Tahu Itu
"Ini masih mencari, kesulitannya kan gini tanah di sekitar sini menjadi lebih mahal. Karena, kan warga kan tahu titik-titik terdampak tol. Apalagi orang yang lahannya terdampak tol, jadi mereka (warga) tahu. Harga tanah di sini jadi naik, sekarang di pinggir jalan harganya bisa mencapai Rp 2 juta per meter biasanya cuma Rp 700-800 ribu per meter," ungkapnya.
Tak hanya itu saja, ia melanjutkan persoalan lainnya yakni menemukan lahan yang bisa dibuat untuk usaha yang sama dengan yang dilakukan sekarang, yakni bekerja sebagai peternak beberapa hewan.
"Sing paling beban ya gini, makhluk-mahluk hidup (hewan ternak) itu kan garapanku. Di tempat yang baru belum tentu bisa dapat tempat yang seperti ini, jauh dari permukiman. Karena, kalau misalnya di perkampungan pasti tidak boleh, baunya itu. Bahkan untuk membuat kolam saja mungkin belum tentu bisa," urainya. (ndg)