Harga Naik, Penjual Daging Sapi di Gunungkidul Tak Terpengaruh Isu Mogok Jualan
Harga daging sapi belakangan ini mengalami kenaikan, termasuk di Kabupaten Gunungkidul.
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Harga daging sapi belakangan ini mengalami kenaikan, termasuk di Kabupaten Gunungkidul.
Isu mogok berjualan pun sempat menyeruak, yang digaungkan penjual daging dari Jabodetabek.
Karni, salah satu penjual daging sapi di Pasar Argosari Wonosari, Gunungkidul menyatakan tak terpengaruh dengan adanya isu mogok tersebut.
"Soalnya daging sapi kan bukan kebutuhan pokok sehari-hari, beda dengan minyak goreng atau telur," jelasnya ditemui pada Senin (28/02/2022).
Karni menilai, mogok berjualan tidak akan berpengaruh sama sekali pada permintaan daging sapi. Apalagi permintaan secara umum masih belum pulih sepenuhnya karena situasi pandemi.
Meski demikian, ia tak menampik ada kenaikan harga pada daging sapi. Kisarannya saat ini Rp 130 ribu per kilogram (kg) dari yang sebelumnya sekitar Rp 120 ribu per kg.
Baca juga: Satgas Pangan DIY Turun ke Lapangan, Cek Ketersediaan Minyak Goreng Hingga Gelar Operasi Pasar
"Paling mahal daging kambing, sekarang Rp 140 ribu per kg dari yang biasanya Rp 120 ribu," ungkap Karni.
Ia mengakui harga sapi dari peternak sendiri juga sudah mahal. Meski sedang tinggi, ia menyebut daging sapi kualitas baik dengan harga Rp 130 ribu saat ini tetap paling banyak dicari.
Tak jauh berbeda, Tariyah penjual daging sapi lainnya juga tetap berjualan meski ada isu mogok. Sebab meski sedang mahal, daging sapi tetap dicari masyarakat khususnya untuk gelaran hajatan.
"Meski sedang mahal, orang tetap butuh daging sapi untuk hajatan," jelasnya.
Kepala Seksi Distribusi, Bidang Perdagangan, Dinas Perdagangan (Disdag) Gunungkidul, Sigit Haryanto juga menyebut ada kenaikan terhadap harga daging sapi beberapa waktu terakhir.
Menurutnya, harga daging sapi normalnya di kisaran Rp 115 ribu per kg. Namun akhir-akhir ini melonjak hingga ke kisaran harga Rp 135 ribu per kg.
"Harga sapinya sendiri sedang naik, kemudian permintaan juga sedang meningkat," kata Sigit. (Tribunjogja)