Mudik Lebaran Diprediksi Bisa Dilakukan Tahun Ini, Berikut Syarat dan Anjuran dari Epidemiolog

Meski demikian, ada syarat tertentu yang harus dipenuhi para pemudik agar mudik lebaran bisa tetap dilakukan secara aman dan nyaman.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUN JOGJA/Alexander Ermando
Salah satu penumpang kendaraan plat luar DIY diperiksa petugas di Pos Penyekatan Hargodumilah, Patuk, Gunungkidul beberapa waktu lalu. 

TRIBUNJOGJA.COM - Pakar Epidemiologi Griffith University, Dicky Budiman, memprediksi tradisi mudik lebaran tahun ini bisa dilakukan oleh masyarakat di tanah air.

Meski demikian, ada syarat tertentu yang harus dipenuhi para pemudik agar mudik lebaran bisa tetap dilakukan secara aman dan nyaman.

Selain itu juga bisa menjaga agar tidak terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia saat tradisi mudik lebaran tersebut dilakukan.

Seperti diketahui, pandemi Covid-19 yang melanda wilayah Indonesia telah memasuki tahun ketiga.

Sudah hampir 3 kali Lebaran pula, tradisi mudik tak bisa terlaksana seperti tahun-tahun sebelumnya.

Baca juga: Vaksin Booster di Sleman Baru 10,37 Persen

Baca juga: Tips Cepat Sembuh dari Covid-19 Menurut Dokter Ronald

Epidemiolog dari Griffith University berpendapat, potensi ini hendaknya perlu diantisipasi dengan melakukan mitigasi mulai dari sekarang.

Dimulai dari membangun kesadaran protokol kesehatan, memperkuat mitigasi, deteksi dan proteksi.

Salah satu bentuk proteksi adalah vaksinasi Covid-19.

Jika hal itu sudah dipenuhi, maka menurut Dicky, ia optimis mudik lebaran bisa dilakukan tahun ini.

"Dan kalau kita sudah bisa lewati gelombang tiga yang didominasi varian Omicron, saya melihat potensi adanya acara tahunan mudik bisa dilaksanakan," ungkapnya pada Tribunnews, Rabu (23/2/2022).

Petugas gabungan Polres Kulon Progo sedang memeriksa pemudik yang hendak melintas di perbatasan Kulon Progo-Purworejo.
Petugas gabungan Polres Kulon Progo sedang memeriksa pemudik yang hendak melintas di perbatasan Kulon Progo-Purworejo. (TRIBUN JOGJA/TAUFIQ SYARIFUDIN)

Tapi Dicky juga mengimbau pemerintah untuk tetap memberikan pembatasan.

Karena saat ini Indonesia belum sepenuhnya keluar dari situasi pandemi Covid-19.

"Ketika ternyata tidak bisa dihindari, saya harus pulang, mudik, lakukan mitigasi semaksimal mungkin. Terutama booster menjadi penting, pastikan yang mudik sudah booster," papar Dicky menambahkan.

Selain itu, aplikasi Peduli Lindungi ini diperkuat efektifitasnya.

Baca juga: Ramadhan Dan Lebaran 2022, Kabar Omicron dan Peluang Mudik, Ini Analisa Ahli

Baca juga: Berita DIY : Tambah 2.635 Kasus Covid-19, Rekor Tertinggi Selama 2022

Sehingga selain ditampilkan status booster, bisa dipastikan jika pelaku perjalanan tidak dalam kasus kontak.

Pastikan juga pelaku perjalanan tidak bergejala dalam scanning yang dilakukan. Termasuk cakupan vaksinasi di daerah.

Harus dikejar target 80 persen total penduduk sudah divaksinasi lengkap.

Ilustrasi
Ilustrasi (ist)

"Kalau memang mau mudik nggak masalah. Yang terpenting adalah ketegasan kriteria yang bisa boleh mudik. Selain itu kesiapan prasarana diperketat. Tahun ketiga, sudah memang menata kehidupan ke arah normal, tapi terdata, terukur dan hati hati," lanjutnya.

Sementara untuk pelaksanaa ibadah puasa saat bulan Ramadan, Dicky juga memberikan pendapatnya.

Tahun lalu, rangkaian ibadah Ramadan dapat terlaksana dengan melakukan ibadah di masjid.

Kemungkinan hal itu bisa kembali terjadi di tahun ini dengan cakupan vaksinasi Covid-19 yang lebih besar.

( tribunnews )

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved