Sidebar HL

Pengusaha Tahu-Tempe Disarankan Lakukan Pembelian Kedelai Kolektif 

Disdag Gunungkidul kini hanya bisa menunggu kebijakan dari pemerintah pusat untuk solusi dari tingginya harga kedelai impor.

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Iwan Al Khasni
TRIBUNJOGJA.COM / Alexander Ermando
Tahu yang diproduksi di Gunungkidul. 

TRIBUNJOGJA.COM - Dinas Perdagangan (Disdag) Gunungkidul kini hanya bisa menunggu kebijakan dari pemerintah pusat untuk solusi dari tingginya harga kedelai impor.

Komunikasi dengan pengusaha tahu tempe saat ini terus dilakukan agar mereka tetap berproduksi.

Kepala Seksi Distribusi, Bidang Perdagangan, Disdag Gunungkidul, Sigit Haryanto, menyarankan agar pengusaha tahu-tempe melakukan pembelian kedelai impor secara kolektif.

Hal itu dilakukan untuk mencari harga pembelian lebih murah dibanding membeli kedelai sendiri-sendiri.

Saat ini, harga kedelai impor berada di kisaran harga Rp11 ribu lebih per kilogram (kg). Menurutnya, jika dengan sistem kolektif maka harga kedelai akan jadi lebih murah di kisaran Rp10.900 per kg.

Awalnya, pembelian disarankan lewat koperasi.

Namun karena distribusinya terkendala, maka Sigit mengatakan pasokan diambil langsung dari importir yang ada di Semarang, Jawa Tengah.

"Selain harga belinya jadi lebih murah, ongkos kirim bisa ditekan karena dibeli secara bersama," katanya.

Menurut Sigit, pengusaha saat ini terpaksa harus mengurangi ukuran tahu tempe yang diproduksi. Hal itu dilakukan agar mereka tetap bisa mendapat keuntungan, meski tipis karena harga kedelai impor yang mahal.

Kondisi ini menurutnya sudah berdampak pada penjualan tahu tempe di pasaran. Menurutnya, ada pengurangan persediaan hingga ukuran yang jadi lebih kecil.

"Kalau info yang didapat, ada yang menaikkan harga serta mengurangi ukuran tahu tempenya," ungkap Sigit.

Curhat Pemilik Usaha Tahu Tempe yang Nyaris Tanpa Keuntungan 

Gangguan suplai

Kementerian Perdagangan menyampaikan harga kedelai pada minggu pertama Februari 2022 mencapai 15,77 dollar AS per bushel atau berkisar di Rp11.240 per kg.

Dirjen Perdagangan Dalam negeri Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan membeberkan, kenaikan harga kedelai disebabkan terjadinya gangguan suplai kedelai dunia.

Di Brasil misalnya, terjadi penurunan produksi kedelai yang diprediksi pada Januari akan mencapai 140 juta ton, menurun jadi 125 juta ton per 10 Februari 2022.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved