Ramadhan Dan Lebaran 2022, Kabar Omicron dan Peluang Mudik, Ini Analisa Ahli
Kasus Covid-19di Tanah Air meroket. Angka penularannya sangat tinggi. Kabarnya, varian Omicron mendominasi.
TRIBUNJOGJA.COM - Kasus Covid-19di Tanah Air meroket. Angka penularannya sangat tinggi. Kabarnya, varian Omicron mendominasi.
Sementara bulan suci Ramadhan tahun ini akan segera tiba pada awal April 2022.
Meski demikian, ahli menyebut suasana Ramadhan bahkan Idul Fitri tahun ini akan bisa dilalui dengan cukup aman dan relatif lebih kondusif.
Pernyataan itu disampaikan Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman.
"Pada bulan puasa ini kita bisa menghindari terjadinya lonjakan, karena potensi ada gelombang (berikutnya) yang terjadi itu, saya melihat, kalaupun ada paling cepat di 4 bulanan ke depan, itu beberapa lama setelah bulan puasa," kata Dicky kepada Kompas.com, Sabtu (19/2/2022).
Dicky menyebut memang mungkin akan ada gelombang lanjutan setelah gelombang ketiga ini.
Namun ia mengatakan bahwa gelombang lanjutan itu nantinya bersifat lebih kecil dan terjadi secara lokal.
"Mengecil dan lebih prefer ke daerah-daerah yang cakupan vaksinasinya masih buruk, dengan asumsi tidak ada varian baru yang lebih hebat (dari Omicron)," ujar dia.
Terlepas dari hal itu, ia meyakini bahwa selama kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan terus dilakukan dan pengendalian pandemi terus dipertahankan bahkan ditingkatkan, kondisi ke depannya akan semakin dapat dikendalikan.
"Secara bertahap risiko dampaknya itu berkurang seiring dengan landskap imunitas yang semakin meningkat. Ini yang harus dikejar. Kita sudah on track, tapi sembari menunggu masa itu, kita harus jaga dengan perilaku 5M, dan pemerintah juga menjaga konsistensi surveilansnya dengan deteksi dini," jelas Dicky.
Atas dasar itu, ia dapat menyampaikan bahwa pada bulan Ramadhan nanti masyarakat Indonesia yang mayoritas kaum muslim, sebenarnya sudah dapat beraktivitas dengan relatif kondusif.
"Kalau kita semua disiplin, puasa besok itu kita bisa lakukan aktivitas, relatif tenang, dengan protokol kesehatan yang ketat. Tidak mesti ada PPKM Darurat, tidak, karena risikonya membaik puasa ini," papar Dicky.
Kemungkinan mudik Lebaran
Namun, Dicky mengingatkan kepada masyarakat untuk tetap menjaga diri dan bersabar di tengah situasi yang memang belum sepenuhnya pulih ini.
"Tapi saya mengingatkan kita semua harus bersabar, menahan diri, kalau bisa enggak mudik, ya jangan (mudik). Kalau misal harus mudik, ya tes dulu, pastikan sudah booster, pastikan mematuhi prokesnya. Seperti itu," imbau Dicky.