Kecelakaan Bus di Bantul
FAKTA TERBARU Kasus Kecelakaan Bus di Bukit Bego Imogiri Bantul, Mendiang Sopir Jadi Tersangka
Kasus kecelakaan bus pariwisata di Bukit Bego, Imogiri, Bantul, Minggu (6/2/2022) lalu masih ditangani pihak kepolisian.
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.COM - Kasus kecelakaan bus pariwisata di Bukit Bego, Imogiri, Bantul, Minggu (6/2/2022) lalu masih ditangani pihak kepolisian.
Kabar terbaru yang dihimpun tim Tribunjogja.com, ada 1 korban lagi meninggal. Sehingga korban tewas dalam kecelakaan itu menjadi 14 orang.
Kemudian, dari hasil gelar perkara Polres Bantul, mendiang sopir bus pun resmi jadi tersangka.
Berikut sederet fakta terbaru terkait kasus kecelakaan bus di Bukit Bego, Imogiri, Bantul rangkuman Tribunjogja.com:
1. Mendiang sopir resmi menjadi tersangka
Polres Bantul telah menetapkan sopir bus sebagai tersangka. Berdasarkan hasil gelar perkara, kecelakaan terjadi karena kelalaian pengemudi.
Hasil tersebut dipaparkan di Polres Bantul, Rabu (16/2/2022) kemarin.
Adapun gelar perkara dilakukan oleh Polres Bantul, melibatkan Ditlantas Polda DIY, Dinas Perhubungan Kabupaten Bantul dan beberapa instansi terkait lain.
Kapolres Bantul, AKBP Ihsan mengatakan, seluruh peserta gelar perkara sepakat kasus tersebut diakibatkan kelalaian dari pengemudi.
Ia mengatakan, hasil gelar perkara juga diperkuat oleh keterangan para saksi, analisis tim Traffic Accident Analysis (TAA) dan beberapa bukti yang ditemukan di Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Dijabarkannya, kelalaian pertama, saat jalan menurun, pengemudi menggunakan persneling gigi tiga. Kelalaian kedua, sopir mengemudikan bus diatas 50 km/jam.
“Padahal di situ jelas ada rambu larangan mengemudikan kendaraan di atas 50 km/jam. Bahkan, berdasarkan hasil analisis TAA, kemungkinan kendaraan melaju 80-100 km per jam,” katanya.
2. Sopir baru pertama kali mengendarai bus di jalur tersebut
Ihsan mengungkapkan, sopir bus baru pertama kali mengendarai bus di jalur tersebut.
Maka, ada dugaan, ketika kendaraan melaju terus, ada rasa panik dari yang bersangkutan ketika melintas di rute itu.