Rekomendasi KNKT untuk Jalur Maut Dlingo-Imogiri: Perlu Ada 2 Jalur Keselamatan dan 1 Kolam Jebakan
Perlu ada skenario ketika terjadi kesalahan saat mengemudi di jalan yang berkarakteristik menurun tajam dan cukup panjang serta banyak tikungan
Penulis: Santo Ari | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Peristiwa kecelakaan bus pariwisata yang menewaskan 13 orang di Bukit Bego beberapa waktu lalu, menggerakkan masyarakat untuk mengumpulkan ban bekas dan memasangnya di sekitar lokasi kejadian.
Tujuannya untuk meminimalisir dampak jika ke depan terjadi kecelakaan kembali.
PLT Ketua Sub Komite LLAJ KNKT, Ahmad Wildan pun menyambut baik atensi masyarakat yang tak ingin kecelakaan fatal terulang kembali.
Hanya saja, jika dilihat dari sisi penataan ban bekas, ia menilai bahwa ini memang perlu evaluasi.
"Kita tidak akan hilangkan itu. Tetapi akan kita rapikan," ujarnya.
Dari sisi kajian teknis, ia menyebut pemasangan ban bekas yang ada di sekitar Bukit Bego masih memungkinkan menyebabkan terpelantingnya penumpang ketika kendaraan menabrak bukit.
Di samping itu, ketika kendaraan tersebut menabrak ban bekas yang dipasang di sisi kanan jalan maka ada potensi kendaraan tersebut terpental dan belok ke kiri, ke arah jurang yang cukup dalam.
Sementara dari pengamatannya, perlu ada skenario ketika terjadi kesalahan saat mengemudi di jalan yang berkarakteristik menurun tajam dan cukup panjang serta banyak tikungan tersebut.
"Di jalur tersebut memang perlu jalur keselamatan yang bisa dimanfaatkan pengendara kendaraan ketika dalam kondisi darurat," katanya.
Skenario tersebut diperlukan agar korban jiwa bisa diminimalisir ketika terjadi kecelakaan.
Salah satu hasil kajiannya adalah, jalur Dlingo - Imogiri membutuhkan 2 titik jalur keselamatan dan satu titik kolam jebakan.
Adapun 2 titik jalur keselamatan tersebut dapat dibangun di ruas antara Mangunan hingga sebelum Bukit Bego, di mana di sana terdapat tanah milik UGM dan Sultan Ground yang bisa dimanfaatkan untuk jalur keselamatan.
Ia menerangkan, jalur keselamatan adalah jalur jalan darurat yang dibangun dengan posisi menanjak berlawanan arah dengan turunan.
Jalur ini akan diletakkan di sisi kiri atau sisi selatan Jalan Dlingo-Imogiri.
Sementara untuk Kolam Jebakan akan dibuat di Bukit Bego di lokasi kecelakaan kemarin.
Di situlah, ban-ban yang dipasang masyarakat dapat dimanfaatkan.
Ban-ban tersebut akan ditata ulang dan dirapikan di mana akan diletakkan mengelilingi kolam.
"Kolam nanti bentuknya kotak dan kita isi dengan pasir. Sehingga ketika bus atau kendaraan lain masuk situ, lajunya otomatis akan terhambat dan ketika berhenti tidak akan membuat penumpang terlempar ke luar," urainya.
Dalam kesempatan itu, KNKT juga mengimbau agar rute ke destinasi wisata di seluruh Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dipasang rambu hazard.
Rambu hazard ini dipasang pada seluruh lintasan destinasi wisata di DIY, tidak hanya di jalan Dlingo-Imogiri.
Wildan menyatakan bahwa pemasangan rambu hazard ke depannya akan menjadi kebijakan (policy) dan pedoman (guideline action) terkait keselamatan berlalu lintas.
Ia juga meminta Dinas Perhubungan (Dishub) Bantul untuk memasang papan peringatan kepada pengemudi agar menggunakan gigi rendah saat di jalan menurun. Menurutnya, permintaan itu sudah disetujui oleh Dishub Bantul.
"Tadi sudah disepakati Dishub, kami akan memberi edukasi kepada pengemudi, bagaimana memindahkan gigi di jalan menurun. Itu yang bisa kami kerjakan," tandasnya.(*)