Pilpres 2024

Saat Puan Maharani Sindir Gubernur yang Tak Mau Sambut Dirinya Saat Kunjungan ke Daerah

Meski menyindir secara jelas, namun Puan Maharani tidak menyebutkan siapa nama gubernur yang dimaksud tersebut.

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
KOMPAS.com/SKIVO MARCELINO MANDEY
Ketua DPR RI yang juga Ketua DPP PDI-P Puan Maharani menghadiri rapat koordinasi tiga pilar PDI-P di Provinsi Sulut, Rabu (9/2/2022). Puan saat memberikan arahan kepada para kader PDI-P Sulut. 

TRIBUNJOGJA.COM, MANADO - Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Puan Maharani secara terang-terangan menyindir gubernur yang tidak mau menyambutnya saat dirinya melakukan kunjungan ke daerah.

Bahkan secara tegas Puan Maharani menyebut kalau kepala daerah yang tidak mau menyambutnya itu tidak bangga dengan dirinya yang merupakan Ketua DPR.

Meski menyindir secara jelas, namun Puan Maharani tidak menyebutkan siapa nama gubernur yang dimaksud tersebut.

Sindiran tersebut disampaikan oleh Puan Maharani saat memberikan arahan dalam rapat koordinasi tiga pilar PDI-P di Provinsi Sulut, di Luwansa Hotel, Manado, Rabu (9/2/2022).

"Ke daerah ketemu kepala daerah, kepala daerahnya tidak bangga ya kepada saya, kayak males-malesan," kata Puan seperti yang dikutip Tribunjogja.com dari Kompas.com.

"Bikin kesel kan," tambah Puan, di hadapan kader PDI-P Sulut, baik eksekutif, legislatif, dan pengurus struktur partai.

Putri Presiden ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri tersebut bingung ada gubernur bersikap seperti itu.

"Begitu saya datang enggak mau menyambut gitu loh. Saya jadi bingung. Kayak enggak semangat gitu. Padahal, harusnya jadi kebangaan loh, ada kebangaan, saya juga bangga kok datang sebagai Ketua DPR ke mana-mana," sebut Puan.

Sementara peserta yang hadir dalam rapat koordinasi tiga pilar PDI-P tersebut langsung merespon sindiri Puan Maharani dengan kompak mengatakan "diganti".

Mendengar itu, Puan merespons dengan melempar senyum.

Meski tidak menyebutkan nama siapa gubernur yang dimaksud, Puan Maharani mengaku kondisi yang berbeda dialaminya saat berkunjung ke Sulawesi Utara.

Menurut Puan Maharani, saat melakukan kunjungan ke Sulut dirinya mendapatkan sambutan yang positif.

"Kenapa saya datang ke Sulawesi Utara itu tiga pilar bisa jalan, jemput saya, ngurusin saya, secara positif ya. Kenapa saya punya gubernur kok enggak bisa kaya begitu, justru yang ngurusin saya gubernur lain," ujar Puan.

Puan bertanya-tanya kenapa bisa ada gubernur seperti itu.

Padahal, kata Puan, ia merupakan Ketua DPR ke-23 sejak 1945.

"Kenapa gitu loh, ini kan jadi pertanyaan. Kok bisa gitu, saya ini Ketua DPR ke-23 dari tahun 45 setelah ada menjabat DPR-DPR, itu saya Ketua DPR ke-23," kata Puan.

"Baru pertama kali dari PDI Perjuangan (Ketua DPR), walaupun PDI Perjuangan udah pernah menang," tambah dia.

Puan menyebut, berada di kursi sebagai Ketua DPR merupakan perjuangan seluruh kader partai.

"Ini perjuangan kita sebagai keluarga besar PDI Perjuangan, satu nasional dalam pileg dan pilpres itu. Karena Undang-undang menyatakan partai pemenang pemilu lah yang boleh atau berhak mempunyai Ketua DPR RI," paparnya.

Untuk mendapatkan kursi Ketua DPR tidak mudah karena menguras energi luas biasa.

"Satu Indonesia loh. Artinya ini perjuangan kita semua bukan hanya saya sendirian," tutur dia.

Baca juga: Elektabilitas Masih di Bawah, Partai Golkar Tegaskan Tetap Usung Airlangga Hartarto di Pilpres 2024

Ingatkan kader untuk hindari ambisi terlalu besar

Dalam kesempatan itu, Puan mengingatkan kader pertainya menghindari ego atau ambisi terlalu besar.

Dia menganalogikan, kader harus mengetahui ukuran baju masing-masing.

"Kita harus tahu ukuran baju kita. Kalau ukurannya S ya S, kalau ukuranya M ya M, kalau Large ya Large. Nggak boleh juga terlalu ketat dan juga longgar. Supaya apa? Supaya tahu diri. Jangan sampai teman makan teman," ungkap dia.

"Saya kadang-kadang suka nyelesin gitu, kalau apa kita udah mati-matian kerja berjuang untuk dia, tiba-tiba begitu. Jadi dia lupa sama kita," kata Puan Maharani.

Dalam rapat koordinasi itu, Puan mengaku bangga dengan apa yang dicapai PDI-P Sulut.

Dia pun memberikan apresiasi terhadap kepemimpinan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI-P Sulut Olly Dondokambey, yang mampu membawa PDI-P menguasai Sulut.

"Makanya saya bilang kemajuan saat ini di kepemimpinanya Pak Olly. Saya lihat gitu, di mana kita dari merangkak sampai akhirnya bisa seperti ini," kata Puan.

Puan menyebut, di Sulawesi ini akhir-akhir ini jadi warna merah.

Dirinya yakin PDI-P bisa berkuasa saat ini karena soliditas partai.

Sulut menjadi salah satu contoh yang bisa ditampilkan ke daerah lain bagaimana kepemimpinan eksekutif, legislatif dan partai bisa berjalan bersamaan. (*)

 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved