Piala Dunia 2022

PIALA DUNIA 2022: Aturan-aturan Tidak Biasa yang Harus Ditaati Suporter di Qatar

Qatar atau negara Timur Tengah secara umum, identik dengan penduduk setempat yang memiliki budaya berpakain serba tertutup dan rapi.

Penulis: Joko Widiyarso | Editor: Joko Widiyarso
KARIM JAAFAR / AFP
Gambar ini menunjukkan jam hitung mundur di sepanjang Doha Corniche, pada 3 Februari 2022, saat Qatar bersiap menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA 2022. 

Qatar menjadi tuan rumah turnamen 28 hari dari 21 November hingga 17 Desember, dan lebih dari 1,5 juta penggemar diperkirakan akan datang ke negara kecil di Timur Tengah itu.

Larangan-larangan di Qatar

Pandangan Stadion Lusail, tempat berkapasitas 80.000 yang akan menjadi tuan rumah final Piala Dunia FIFA pada Desember 2022, sekitar 20 kilometer utara ibukota Qatar, Doha, pada 17 November 2021.
Pandangan Stadion Lusail, tempat berkapasitas 80.000 yang akan menjadi tuan rumah final Piala Dunia FIFA pada Desember 2022, sekitar 20 kilometer utara ibukota Qatar, Doha, pada 17 November 2021. (KARIM JAAFAR / AFP)

Pengamat internasional telah mengkritik pemilihan Qatar untuk Piala Dunia di tengah tuduhan pembelian suara; penganiayaan dan kematian pekerja konstruksi migran menjelang pertandingan.

Bahkan Qatar disebut memiliki undang-undang perwalian pria, yang menyatakan bahwa wanita harus meminta izin keluarga pria untuk banyak keputusan dalam hidup mereka.

Poin lainnya yang akan kontras dengan yang tengah didengungkan di sejumlah negara adalah: Homoseksualitas adalah ilegal dan, menurut hukum Qatar, dan dapat dihukum penjara antara satu dan tiga tahun.

Sementara itu, kepala eksekutif Piala Dunia Qatar Nasser al-Khater mengatakan bahwa setiap penggemar, dari jenis kelamin apa pun, orientasi (seksual), agama, ras diterima.

“Qatar adalah salah satu negara paling aman di dunia,” katanya.

Namun dia menambahkan, bahwa bermesraan di depan umum tidak diperbolehkan karena itu bukan bagian dari budaya mereka yang berlaku untuk semua orang.

Ibu kota Doha telah menyediakan bangunan senilai $300 miliar untuk mengakomodasi penggemar yang lebih hemat di zona turis dan desa wisata yang memungkinkan minuman keras.

“Qatar akan memiliki hingga 130.000 kamar yang tersedia,” bunyi pernyataan dari Kantor Pariwisata Qatar.

“Jumlah itu terdiri dari kamar hotel bintang dua hingga lima, kapal pesiar yang ditambatkan sementara, yang dikenal sebagai 'hotel terapung', apartemen dan vila berlayanan, dan kamp gurun.”

Sedangkan menurut jadwal, bulan ini "Portal Negara Tuan Rumah" akan diluncurkan untuk membantu penggemar menemukan tempat tinggal.

Dan meski harga di hotel mungkin mungkin lebih rendah, minuman keras akan tetap mahal, untuk mengantisipasi agar para suporter tidak terlalu mabuk.

Untuk fans yang berharap untuk membawa minuman keras bebas biaya akan dilarang, karena membawa minuman keras ke negara itu ilegal.

Menurut laporan, dua toko minuman keras Doha hanya diizinkan untuk menjual kepada pelanggan yang berlisensi.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved