Pandemi Covid 19

PTM di DIY Kembali 50 Persen, Wali Murid : Wah Pusing, Pusing Aku Tuh

Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di DIY kembali dilaksanakan dengan format 50 persen.

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.COM / Ahmad Syarifudin
Suasana pembelajaran tatap muka di SMPN 2 Sleman. Siswa yang belajar di kelas lebih sedikit karena kapasitas diturunkan menjadi 50 persen, Rabu (2/2/2022). 

TRIBUNJOGJA.COM - Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di DIY kembali dilaksanakan dengan format 50 persen. Hal ini dilakukan lantaran kasus Covid-19 di DIY mulai meningkat beberapa waktu belakangan. Menanggapi kebijakan tersebut, sejumlah orang tua murid yang anaknya bersekolah di sekolah dasar (SD) di Sleman merasa ini adalah cobaan berat.

“Sedih, sih, pasti kalau harus kembali PTM 50 persen. Sedih pakai banget,” ucap Anggit kepada Tribun Jogja, Rabu (2/1/2022).

Anak Anggit saat ini duduk di bangku kelas 6 SD Negeri di Sleman. Sebentar lagi, putri semata wayangnya itu akan lulus dan masuk SMP. Maka dari itu, menurut Anggit, kebijakan PTM 50 persen cukup memberatkan dirinya dan sang putri.

“Aku paham banget, anakku itu tipe audio visual. Dia baru bisa belajar kalau ada yang menerangkan. Kalau di sekolah tuh dia paham. Coba kalau dia belajar di rumah, blas enggak paham,” ungkapnya lagi.

Di SD tersebut, putri Anggit harus masuk seminggu penuh. Kemudian, seminggu berikutnya, ia belajar dari rumah. Itu pun ditambah harus mengikuti sesi try out pagi dan siang sebagai bekal siswa kelas 6 SD bisa lulus dan melanjutkan pendidikan.

“Ini sering aku les kan saja, biar dianya juga paham. Kalau di rumah, aku sama bapaknya juga enggak bisa ngajarin. Apalagi kalau belajar sama aku, yang ada ngajak gelut dia, mah. Lebih baik kuserahkan pada profesional saja,” tambah Anggit.

Selama sebulan, putrinya harus mengikuti tiga les, yakni les Kumon, mata pelajaran A, dan mata pelajaran B. Apabila ditotal, dalam sebulan, Anggit harus mengeluarkan kurang lebih Rp700 ribu dana lebih guna membayar tiga les tersebut.

Ia tidak ingin pendidikan anaknya tertinggal lantaran kebijakan pemerintah yang sampai sekarang belum stabil. Apalagi, jika di rumah, putrinya pasti tidak bisa lepas dari ponsel dan membuka YouTube serta TikTok.

“Harapanku, ya, anak kelas 6 ini diprioritaskan dulu untuk PTM. Soalnya mereka kan yang mau lulus. Bukan apa-apa, ini penting untuk ujian dan mencari sekolahan besok,” tandasnya.

Bingung

Senada, Kurnia, salah satu orang tua siswa mengakui dirinya cukup bingung dengan kebijakan pemerintah yang terkesan mendadak. Putra semata wayangnya kini masih duduk di kelas 2 SD Negeri di area Sleman dan harus belajar dari rumah sejak Rabu (2/2).

“Wah pusing. Balik lagi PTM 50 persen, pusing aku tuh,” katanya.

Kepusingan itu terjadi lantaran anaknya cukup hiperaktif dan memiliki energi cukup banyak untuk melaksanakan berbagai hal. Terkadang, Kurnia merasa lelah menghadapi putranya.

Ditambah saat ini ia juga sedang menempuh studi doktoral secara daring yang mengharuskannya konsentrasi pada tugas-tugas kampus.

“Dia itu senang banget kembali ke sekolah karena kan bisa ketemu teman-temannya. Di rumah, dia enggak punya teman sebaya. Jadi, sukanya nonton YouTube. Kalau di sekolah kan bisa lepas dari HP (ponsel),” ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved