Berita Pendidikan Hari Ini

Muncul Klaster Sekolah di DI Yogyakarta, Sekda DIY: PTM Dibuat 50-70 Persen Saja

Pemda DIY meminta satuan pendidikan di DI Yogyakarta untuk mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen.

Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/ Alexander Ermando
Sekda DIY Kadarmanta Baskara Aji 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemda DIY meminta satuan pendidikan di DI Yogyakarta untuk mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen.

Hal ini menyusul ditemukannya penularan Covid-19 di SMAN 8 Yogyakarta serta adanya peningkatan kasus terkonfirmasi dalam beberapa hari terakhir.

Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Kadarmanta Baskara Aji menjelaskan, jika sekolah kesulitan melakukan pengaturan jarak di dalam kelas, maka diizinkan untuk memberlakukan blended learning atau memadukan antara metode pembelajaran tatap muka (PTM) dan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

Baca juga: Polisi Gelar Razia, Sebanyak 25 Kendaraan Kena Tilang di Malioboro dan Pasar Kembang 

Dengan demikian, tak seluruh siswa datang ke sekolah secara bersamaan.

"Kita minta lakukan evaluasi kalau memang tempat tidak bisa dilakukan protokol kesehatan bisa dibuat 50-70 persen silakan saja," terang Aji di kantornya, Kamis (27/1/2022).

Wewenang untuk penentuan kapasitas tersebut diserahkan kepada masing-masing sekolah. Karena sekolah lah yang paling mengetahui kondisi di lapangan.

Selain itu, sekolah juga diminta untuk mengoptimalkan peran Satgas Covid-19 di tingkat satuan pendidikan.

"Sekolah yang paling tau, sekolah kan juga ada satgasnya. Anak-anak juga diingatkan terus untuk menjaga protokol kesehatan," ucpanya.

Saat ini Pemda DIY juga tengah menggencarkan vaksinasi booster di kalangan guru dan tenaga kependidikan. Langkah ini diharapkan dapat meminimalisir potensi penularan Covid-19 di sekolah.

"Booster guru jalan terus sekarang sudah tinggi persentasenya. Baik lansia kita sudah cukup banyak dan antusiasme masyarkaat sangat tinggi," katanya.

Sementara itu, Kepala SMAN 8 Yogyakarta menjelaskan, kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut menggunakan PTM 50 persen. Hal ini menyusul adanya pelajar yang tertular Covid-19.

Sri mengungkapkan, kendala utama penyelenggaraan PTM 100 persen adalah jaga jarak di dalam ruang kelas.

Sekolah kesulitan melakukan pengaturan jarak minimal 1 meter antar siswa lantaran keterbatasan ruang kelas.

Baca juga: Tak Kunjung Pulang, Warga Ngawen Gunungkidul Ditemukan Tak Bernyawa di Tegalan

"Sejak awal kita sampaikan ke anak dan guru. Jadi dengan satu meja yang ditempati dya kursi itu jaga jaraknya tidak bisa maksimal 1 meter. Jadi masker tidak boleh dilepas dan harus mengenakan dan sering pakai hand sanitizer," terangnya. 

Selain itu, sekolah juga melakukan pengaturan terhadap siswa yang keluar masuk sekolah. Langkah ini dilakukan untuk mencegah kerumunan sehingga dapat menekan potensi penularan Covid-19.

"Jadi untuk kelas 11-12 yang sudah boleh motor keluar masuk lewat gerbang belakang. Lalu yang dijemput mobil itu di (gerbang) depan," terangnya. (tro)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved