Pandemi Covid 19
Kasus Baru Positif Covid di DIY Naik 2 Kali Lipat
Jumlah orang yang terinfeksi virus Corona di DIY pada Selasa (25/1) dilaporkan bertambah sebanyak 26 kasus.
Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.COM - Jumlah orang yang terinfeksi virus Corona di DIY pada Selasa (25/1) dilaporkan bertambah sebanyak 26 kasus. Jumlah ini bertambah dua kali lipat dibandingkan kasus harian pada Senin (24/1) yang bertambah 12 kasus baru. Dengan penambahan itu maka total kasus terkonfirmasi di wilayah ini menjadi 157.164 kasus.
Juru Bicara Pemda DIY untuk Penanganan Covid-19, Berty Murtiningsih mengatakan, penambahan kasus baru diperoleh dari hasil periksa mandiri 6 kasus dan tracing kontak kasus positif 20 kasus.
Distribusi kasus baru pada kemarin adalah Kota Yogyakarta 4 kasus, Bantul 6 kasus, Kulon Progo 0 kasus, Gunungkidul 0 kasus, dan Sleman 16 kasus.
Pasien yang mengalami kesembuhan kemarin dilaporkan bertambah 7 kasus. Kasus sembuh dilaporkan di Kulon Progo 6 kasus dan Sleman 1 kasus. "Sehingga total sembuh menjadi 151.730 kasus," ucap Berty.
Untuk periode yang sama, ada 1 pasien yang dilaporkan meninggal akibat virus Corona. Sehingga total kasus meninggal di wilayah ini sebanyak 5.273 orang, terhitung sejak pandemi melanda nyaris dua tahun terakhir.
37 sampel
Pemda DIY tengah memeriksa 37 sampel pasien Covid-19 untuk mendeteksi merebaknya varian Omicron di DI Yogyakarta.
Hingga saat ini, terdapat 4 sampel dengan diagnosa probable Omicron yang terdeteksi melalui pemeriksaan PCR S-Gene Target Failure (SGTF).
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY, Pembajun Setyaningastutie merinci, sebanyak 33 sampel diteliti oleh laboratorium Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM, serta sisanya sebanyak 4 sampel dikirim ke Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta.
"Sementara ada 4 (kasus probable)," jelas Pembajun ketika ditemui di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Selasa (25/1).
Kendati dinyatakan probable Omicron, hasil penelitian tersebut belum bisa mendiagnosis apakah sampel yang diperiksa positif Omicron.
Sebab, sampel masih perlu menjalani pemeriksaan lanjutan dengan metode Whole Genome Sequencing (WGS).
"Jadi dalam standarnya, kalau WGS belum keluar hasilnya tidak bileh dinyatakan kalau itu positif Omicron. Sekalipun SGTF itu berbunyi probable positif. Tapi kalau belum ada WGS kita belum bisa bilang itu Omicron," tegasnya.
Untuk 33 sampel yang diperiksa di Laboratorium FKKMK UGM menggunakan metode WGS. Namun hingga saat ini hasil belum keluar, karena alat yang dimiliki sempat mengalami kerusakan.
"Memang sekarang sedang diperiksa,” terangnya.