Berita Kota Yogya Hari Ini
Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta Upayakan Penurunan Harga Minyak Goreng di Pasar Tradisional
Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta menunggu kebijakan dari Kementerian Perdagangan terkait dengan penyesuaian harga minyak goreng.
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta menunggu kebijakan dari Kementerian Perdagangan terkait dengan penyesuaian harga minyak goreng.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta, Yunianto Dwisutono mengatakan pemerintah sudah menerapkan harga minyak Rp14.000 per liter.
Harga tersebut sudah berlaku di Kota Yogyakarta sejak 19 Januari lalu.
Baca juga: Pemkab Gunungkidul Resmikan Gedung Perpustakaan Daerah Hasil Bantuan Pusat
Meski begitu, harga minyak goreng di Pasar Beringharjo masih di atas harga yang ditetapkan.
"Kami masih menunggu kebijakan dari Kemendag. Batas waktu penyesuaian menuju single price (Rp14.000) bagi pedagang pasar rakyat satu minggu," katanya, Selasa (25/01/2022).
Ia melanjutkan, pihaknya terus berkomunikasi dengan berbagai stakeholder terkait hal tersebut, baik Asosiasi Pelaku Usaha Pemasok dan Peritel Modern (Asperido), Bulog, Pemda DIY, hingga Kemendag.
Menurut dia, harga minyak goreng di pasar rakyat masih tinggi karena pedagang sudah kulakan dengan harga lama. Sehingga jika dijual dengan harga yang dianjurkan pemerintah, pedagang tersebut akan rugi.
"Untuk pedagang pasar belum ada mekanisme rafaksi yang pasti. Ini yang baru kami upayakan, komunikasikan agar segera ada solusi tentang hal tersebut,"lanjutnya.
Baca juga: Omicron Merebak di Beberapa Daerah, Okupansi Hotel di Kota Yogyakarta Tak Terdampak
Terpisah, Penjual minyak goreng curah di Pasar Beringharjo, Ponirah (53) mengaku harga minyak goreng saat ini berangsur turun. Harga minyak goreng sebelumnya mencapai Rp320.000 per jerigen.
Namun saat ini harga sudah turun menjadi Rp300.000 per jerigen.
"Saat ini masih menjual Rp17.500 per liter. Ya kalau untuk harga Rp14.000, per jerigen paling tidak ya Rp250.000an. Sekarang masih Rp300.000," ujarnya.
"Harapannya kami juga dapat subsidi, karena sekarang pembeli memilih beli di supermarket, lha harganya Rp14.000, lebih murah," imbuhnya. (maw)