Pandemi Covid 19

Pasien Omicron yang Meninggal Dunia Miliki Gejala Utama Sesak Napas

Sesak napas menjadi gejala utama dari pasien Covid-19 varian Omicron yang meninggal dunia

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Mona Kriesdinar
dok. tribunnews
Ilustrasi Varian Omicron 

Wiku mengeklaim, kenaikan kasus Covid-19 hanya terjadi di daerah-daerah tertentu saja. Sehingga menurutnya PPKM leveling akan tetap dipakai sesuai dengan keadaan kasus dan berbagai indikator lainnya di tiap daerah kabupaten atau kota.

Opsi berat

Strategi karantina wilayah atau lockdown saat ini menjadi opsi yang berat saat ini. Apa lagi masyarakat saat ini sudah masuk pada tahun ketiga di pandemi Covid-19.

Pakar Epidemiologi Griffith University, Dicky Budiman mengatakan, strategi lockdown memiliki efektivitas yang kurang.

"Jadi pemilihan strategi yang akhirnya diambil adalah 3T yaitu testing, tracing, dan treatment," ujarnya.

Selain itu, protokol kesehatan perlu digencarkan dan diikuti oleh program percepatan vaksinasi Covid-19. Ia pun menyebutkan jika saat ini pintu masuk di Australia pun sempat dibuka. Namun hal itu sempat membawa dampak yang tidak baik, yaitu terjadi tren kenaikan kasus Covid-19.

"Tapi pintu masuk sudah mulai longgar dibuka. Jadi mereka enggak milih strategi lockdown. Sudah 14 kali dilakukan di sini. Indonesia harus belajar dari pengalaman buruk Australia. Pelonggaran pintu masuk membuat virus bersirkulasi bebas tidak terkendali. Risiko ini rawan bagi Indonesia. Tanpa deteksi dan protokol kesehatan yang kuat, vaksinasi Covid-19 di atas 80 persen tetap membuat korban berjatuhan dan berdampak pada angka kematian," jelas Dicky.

Di sisi lain, meski tidak sebesar varian Delta, ada hal buruk lain yang ditimbulkan, yaitu dampak long Covid-19. Di sisi lain, kasus varian Omicron sulit terdeteksi. Belum lagi sebagian masyarakat Indonesia ada yang belum divaksinasi dengan dosis penuh.

“Ini yang berbahaya," pungkas Dicky.

Angka penambahan kasus sudah mencapai 3.205 per Sabtu (22/1).

Melihat kondisi tersebut, Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKS, Kurniasih Mufidayati, meminta Kemenkes segera meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi maksimal terjadinya lonjakan kasus positif.

“Jangan sampai terlambat dan jangan sampai kasus Juni Juli tahun lalu terulang lagi," kata Mufida.

"Adanya kasus konfirmasi Omicron meninggal dengan komorbid dan mulai lagi kasus harian di atas 3.000 adalah alarm untuk peningkatan level kewaspadaan," imbuhnya.

Mufida menyebut, sejak pelonggaran PPKM terlihat kebijakan yang tidak sinkron antarkementerian. Misalnya soal karantina, pencabutan pembatasan saat Nataru, pencabutan larangan masuk bagi 14 negara asal Omicron justru pada saat kasus Omicron di Indonesia tengah naik.

Mufida juga menyarankan beberapa wilayah yang mengalami peningkatan kasus cukup signifikan seperti DKI Jakarta tidak memaksakan kebijakan PTM 100 persen. Sebab beberapa daerah tidak berani mengurangi kapasitas PTM 100 persen sebab menjadi kebijakan dari pusat.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved