Kumpulan Kata
40 Kumpulan Kata saat Menghadapi Krisis Kemanusiaan dan Pandemi ala Drama Korea Happiness
Berikut adalah beberapa kutipan tentang menghadapi krisis kemanusiaan dan pandemi dari Drama Korea (drakor) Happiness
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Joko Widiyarso
TRIBUNJOGJA.COM - Tidak hanya di dunia nyata, terkadang di drama Korea, ada kisah yang menunjukkan aksi krisis kemanusiaan.
Apalagi jika seluruh dunia sedang mengalami pandemi, membuat hati nurani sebagian manusia hilang.
Salah satu drama Korea yang menarik perhatian adalah drakor Happiness.
Drakor ini juga menarik perhatian penonton internasional melalui platform streaming, Viu dan iQIYI.
Bercerita tentang wabah baru di dunia pascapenyebaran Covid-19, drakor Happiness memproyeksikan hati manusia di saat krisis.
Ada yang mau membantu, ada juga yang saling menjatuhkan agar dirinya mendapatkan apa yang diinginkan.
Berikut adalah beberapa kutipan tentang menghadapi krisis kemanusiaan dan pandemi dari Drama Korea (drakor) Happiness:
1. “Dunia sedikit berbeda dari sebelum COVID-19, tetapi berkat itu kami belajar betapa berharganya hari biasa."
2. “Orang-orang sudah lelah dengan penyakit menular. Tidak perlu membuat publik khawatir."
3. “Jika ada sesuatu yang sangat kamu inginkan, kamu tidak menyerah sampai kamu mendapatkannya."
4. “Kamu tidak bisa membiarkan mereka mengasihani yang terinfeksi. Menanamkan rasa takut, sehingga mereka ingin menjauh."
5. “Masih ingatkah kalian bagaimana suasana saat wabah COVID-19? Beberapa orang menggali informasi pribadi orang yang terinfeksi dan mengkritik mereka. Tetapi orang lain khawatir tentang orang yang terinfeksi dan berharap mereka pulih. Orang yang terinfeksi tidak boleh diusir tanpa kesempatan untuk dirawat."
6. “Bumi dalam bahaya sekarang. Bahkan tanpa penyakit menular, cuaca yang tidak biasa, pemanasan global, perang nuklir, kecerdasan buatan. Akhir dunia sudah dekat.” – penduduk lantai 15
7. “Jika kamu tidak ingin kehilangan orang-orang yang dekat dengan kamu, kamu juga tidak perlu ragu."
8. ”Ini bukan karena kami mengerti. Itu karena kita tidak punya pilihan."