Berita Bantul Hari Ini

Simak Cara Atasi Hama Lalat Buah di Tanaman Cabai yang Ditanam Saat Off Season di Bantul

‎Tanaman cabai yang ditanam di luar musim atau off season di Kalurahan Srigading, Kapanewon Sanden, Kabupaten Bantul mulai diserang

Penulis: Santo Ari | Editor: Kurniatul Hidayah
istimewa
Seorang petani menunjukkan perangkap likat kuning (yellow sticky trap) di lahan tanaman cabai 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - ‎Tanaman cabai yang ditanam di luar musim atau off season di Kalurahan Srigading, Kapanewon Sanden, Kabupaten Bantul mulai diserang oleh Hama lalat buah.

Namun demikian, ada beberapa cara yang dapat dilakukan petani untuk mengatasi serangan hama lalat buah tersebut.  

Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan, Balai Proteksi Tanaman Pertanian (BPTP) Pemda DIY, Rais Sulistyo menjelaskan bahwa pengendalian hama tidak bisa dilakukan hanya dengan satu cara saja.  

Baca juga: Pemkot Yogyakarta Mulai Gulirkan Vaksinasi Dosis Kedua untuk Anak Usia 6-11 Tahun 

Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah mengambil buah busuk yang terserang hama dan jangan dibiarkan membusuk di tanaman cabai

Petani cukup mengumpulkan cabai yang sudah diserang lalat buah dan memasukkannya ke dalam kantong plastik dan ikat erat maka larva akan mati sendiri.

Cara lainnya adalah ditimbun di tanah dengan kedalaman 50 centimeter.

"Sebab buah cabai yang membusuk sudah ada larvanya dan jika sudah jatuh maka sudah ada larva dan lima hari kemudian menetas menjadi lalat buah kemudian akan kawin dan bertelur lagi (menyerang buah cabai). Kalau tidak ambil sama saja ternak lalat buah," ungkapnya.

Langkah kedua yakni pemasangan perangkap likat kuning (yellow sticky trap) baik yang dibuat sendiri ataupun produk yang dijual di pasaran. Meski lalat buah atau serangga tidak bisa membedakan warna, namun spektrum warna kuning menarik bagi serangga termasuk lalat buat. Lalat buah pun akan menempel di perangkap tersebut.  

Selanjut cara yang ketiga adalah pemasangan feromon yakni zat penarik lalat buah yang pemakaiannya bersamaan dengan pemasangan  perangkap likat kuning. Feromon dipasangkan di dekat perangkap likat kuning dengan tujuan agar lalat buah mendekat dan menempel di perangkap tersebut.  

"Kita sudah uji coba pelikat kuning dengan feromon dan ternyata dalam waktu 30 menit sudah banyak lalat buah yang terperangkat dalam pelikat kuning," ujarnya.

Namun demikian, ia memberi catatan bahwa pemasangan perangkap ini harus berada di luar lahan. Karena jika dipasang di dalam lahan justru akan mengundang hama untuk datang.

Langkah selanjutnya adalah pemasangan zat yang tidak disukai serangga atau lalat buah, seperti kapur barus yang baunya tidak disukai serangga tersebut.  

Kapur barus yang dimasukkan dalam kantong plastik yang dilubangi kecil-kecil agar bau kapur barus keluar kemudian dipasang secara sik-sak. Dalam 1000 meter persegi dipasang minimal 20 bungkus kapur barus dan jika ingin optimal dipasang 40 bungkus kapur barus.

Baca juga: Penjual Minyak Goreng di DIY Diminta Sesuaikan Harga Rp 14 Ribu Paling Lambat Satu Minggu ke Depan

"Yang terakhir, jika masih ada serangan serangga yang tidak bisa ditolerir atau sudah diambang kendali, maka menggunakan zat kimia yakni asetat dengan cara disemprotkan di tanamannya yang bisa menghasilkan bau sangat menyengat," ucapnya.

Namun demikian, ia menekankan bahwa itu adalah upaya terakhir karena proses itu membutuhkan biaya yang mahal dan perlu adanya pertimbangan untuk kesehatan petaninya sendiri.

"Namanya kimia itu langkah paling akhir dilakukan," tutupnya. (nto)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved