Sepanjang 2021, Pemkot Yogya Fokus Tangani Pandemi Sembari Pulihkan Ekonomi, Kini Siap Tancap Gas
Sepanjang 2021, Pemkot Yogya Fokus Tangani Pandemi Sembari Pulihkan Ekonomi, Kini Siap Tancap Gas
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pandemi Covid-19 yang memuncak pada pertengahan 2021 silam, memberikan dampak begitu besar bagi perekonomian tanah air.
Praktis, pukulan telak pun ikut dirasakan oleh Kota Yogyakarta yang selama ini sangat bergantung pada sektor pariwisata dan pendidikan.
Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan meningkatnya kasus Covid-19 yang sebagian besar terjadi sepanjang Juli-September lalu memang cukup membuat kewalahan.
Pemkot Yogyakarta pun sekuat tenaga berusaha untuk mengendalikan kasus Covid-19 dengan menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), selaras keputusan dari pemerintah pusat.
"Selama Juli-September lalu, penularan benar-benar tinggi, tingkat kematian tinggi, hingga munculnya zona merah di wilayah-wilayah. Tetapi, perlahan kita kendalikan dengan PPKM, dan proses vaksinasi yang digencarkan," ujarnya, di sela Obrolan YK 'Akhir Tahun', Jumat (31/12/21).
Hanya saja, Heroe tak memungkiri, pemberlakuan PPKM, khususnya level 4 dan 3 selama beberapa bulan, berdampak pada lesunya pertumbuhan ekonomi Kota Yogyakarta.
Objek wisata tidak lagi menerima tamu, UMKM yang sebelumnya lincah, sontak tak bisa lagi sekadar berproduksi.
"Hampir semua sektor mengalami penurunan. Hanya ada empat sektor yang meningkat. Penyedia jasa TI (teknologi informasi), kesehatan, pertanian, penyedia air minum. Nah, itu masih tumbuh, lainnya negatif," ungkapnya.
Pada situasi paling mencekam selama Juli-September 2021, Pemkot Yogyakarta pun memutar otak, agar perekonomian bisa bergeliat, namun pandemi Covid-19 juga tertangani.
Salah satunya, dengan menggulirkan bantuan permakanan bagi masyarakat yang melakoni isolasi mandiri.
Awalnya, kebutuhan logistik bagi warga isoman dipenuhi oleh dapur umum yang disiagakan Disosnakertrans.
Tetapi, saat kasus memuncak, dapur umum otomatis tak sanggup lagi memenuhi lonjakan permintaan. Karena itu, Pemkot menggandeng UMKM lewat Gandeng Gendong.
"Ada sekitar 200 UMKM penyedia makanan dan minuman yang kita libatkan, untuk menyediakan logistik bagi warga yang isolasi di rumah, dan selter," ungkap Heroe.
Baca juga: Pemkab Sleman Salurkan Bantuan Kepada 609 Anak Terdampak Covid-19
Baca juga: Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa Tinjau Vaksinasi Covid-19 di Bantul
Menurutnya, melalui skema tersebut, muncul perputaran uang yang cukup masif di wilayah.
Bagaimana tidak, UMKM penyedia jasa permakanan diminta membeli kebutuhan di e-Warung. Kemudian, e-Warung membeli komoditas dari kelompok tani di perkampungan wilayahnya.