Binda DI Yogyakarta Kebut Vaksinasi Anak Agar Semua Siswa Bisa Sekolah Tatap Muka
Dengan tambahan sasaran anak-anak, capaian vaksinasi di Kabupaten Sleman khususnya mengalami penurunan dari 93 persen, menjadi 83 persen.
Penulis: Rento Ari Nugroho | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Badan Intelijen Daerah (Binda) DI Yogyakarta mengebut pelaksanaan vaksinasi Covid-19 untuk anak usai 6-11 tahun.
Harapannya, vaksinasi anak itu bisa segera rampung sehingga semua siswa bisa sekolah tatap muka pada pembelajaran semester mendatang.
Koordinator Vaksinasi Kabupaten Sleman Binda DIY, Adi Riyanto, menjelaskan libur sekolah akan digunakan untuk memaksimalkan capaian vaksinasi.
Mengingat dengan tambahan sasaran anak-anak, capaian vaksinasi di Kabupaten Sleman khususnya mengalami penurunan dari 93 persen, menjadi 83 persen.
“Berdasarkan data terdapa 90 ribu anak-anak yang berhak mendapatkan vaksinasi Covid-19. Bila tidak segera diawali, maka akan berat untuk mencapai target,” jelas Adi Riyanto di sela pelaksanaan vaksinasi anak di SDN Bhaktikarya, Manukan, Condongcatur, Sleman, Kamis (30/12/2021).
“Di samping vaksinasi juga sebagai langkah pencegahan merebaknya varian Omicron, agar pembelajaran tatap muka bisa diseleggarakan 100 persen,” tambahnya.
Adapun pada pelaksanaan vaksinasi anak di SDN Bhaktikarya, terdapat sekira 500 sasaran yang merupakan siswa dari tiga Sekolah Dasar (SD) di antaranya SDN Bhaktikarya, SDN Gambiranom, serta SDN Sarikarya.
Sekira 500 anak mendapatkan vaksin jenis Sinovac dosis pertama.
Sebagaimana vaksinasi pada orang dewasa, setiap peserta vaksinasi anak juga harus melalui tahap skrining.
Bila tidak lolos skrining, maka belum akan mendapatkan vaksinasi. Hal ini dilakukan untuk menghindari Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
“Namun sejauh ini tidak ditemukan KIPI pada vaksinasi untuk anak-anak,” jelas Adi.
Sementara itu, Kepala SDN Bhatikarya, Sutrisno, menyambut positif pelaksanaan vaksinasi anak ini.
“Ini vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 6-11 tahun di sekolah kami. Ada sejumlah anak berusia 12 tahun, sudah terlebih dulu menerima vaksinasi Covid-19 sebelumnya,” ujar Sutrisno.
Dijelaskan Sutrsino, lantaran masih dalam situasi pandemi, sosialisasi pelaksanaan vaksinasi anak ini dilakukukan dengan memanfaatkan grup Whatsapp kelas.
“Sejauh ini belum ada laporan dari orangtua siswa yang keberatan dengan pelaksanaan vaksinasi ini. Kalau pada pelaksanaannya, sebenarnya tidak ada kendala, namun menghadapi anak tentunya butuh treatment khusus agar mau divaksin. Kami berusaha membujuk siswa agar tidak takut disuntik, walaupun persentasenya sedikit,” pungkasnya.
(TRIBUNJOGJA.COM/ HAN)