Berita DIY

Berita DIY : Fakta Klitih Jalan Kaliurang, 1 Pelaku Positif Psikotropika, Sajam Bikinan Sendiri

Satu dari pelaku dinyatakan positif mengonsumsi obat terlarang jenis Alprazolam yang tergolong sebagai psikotropika golongan IV.

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Miftahul Huda
Tersangka Klitih di Jalan Kaliurang dihadirkan dalam jumppa pers di Mpolres Sleman, Rabu (29/12/2021) 

Meski begitu pihak kepolisian terus melakukan pendalaman lebih lanjut atas kasus yang menjadi Berita DIY tersebut.

Baca juga: Satu dari Enam Tersangka Klitih Jalan Kaliurang Positif Menggunakan Psikotropika

Kronologi Kejadian

Kejadian klitih yang mewarnai Berita DIY ini berawal hari Minggu tengah malam sekitar pukul 24.00 WIB.

Korban berinisial DHP (16) berstatus pelajar asal Caturtunggal, Depok, Kabupaten Sleman bersama empat temannya pergi ke sebuah warmindo yang berada di Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman.

Mereka pergi ke warmindo menggunakan dua sepeda motor.

“Setelah dari warmindo, sekitar pukul 1.30 WIB yakni hari Senin, 27 Desember 2021 tepatnya di depan Bale Hinggil Jalan Kaliurang km 9 Sinduharjo, Ngaglik Sleman, korban yang mengendarai sepeda motor dengan membonceng saksi, dan tiba-tiba korban di lempar botol kemudian ditendang oleh sekelompok pengendara sepeda motor,” jelasnya.

Ketika kendaraan korban ditendang, korban lantas terjautuh dan disaat itulah para terangka menghajar para korbannya

Dijelaskan Wachyu saat itu ada sekitar 20 sepeda motor yang melintas dari kelompok tersangka.

“Saat jatuh, korban sempat dianiaya lalu berusaha kabur tetapi dikejar, kemudian dianiaya menggunakan senjata tajam jenis celurit yang mengakibatkan korban mengalami luka di punggung, kemudian telapak tangan, sehingga ada luka robek dan telunjuk jari juga nyaris putus dengan gigi patah 2 buah, teermasuk luka jahitan delapan,” terang Wachyu.

Modus operandi para tersangka ini yakni berawal dari konvoi, kemudian melakukan pengeroyokan dengan menggunakan senjata tajam (Sajam).

“Dari ke enam pelaku ini, lima orang dewasa kemudian yang masih statusnya anak hanya MBRK. Modus pelaku sendiri berawal dari konvoi kemudian bertemu di jalan untuk motifnya karena kelompok ini emosi bertemu dengan korban. Dan antara kelompok korban dan pelaku ini tidak saling kenal,” tegasnya. ( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved