Berita Kota Yogya Hari Ini
Demi Kenyamanan Wisatawan, Seluruh Pelaku Usaha di Malioboro Jalani Test Antigen
Untuk memastikan pelaku usaha Malioboro dalam kondisi sehat, dan terbebas dari paparan Covid-19 di masa Natal dan Tahun Baru (Nataru) ini, Pemerintah
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Untuk memastikan pelaku usaha Malioboro dalam kondisi sehat, dan terbebas dari paparan Covid-19 di masa Natal dan Tahun Baru (Nataru) ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menggelar pemeriksaan, atau test antigen swab secara keseluruhan.
Kepala UPT Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya Kota Yogyakarta, Ekwanto menandaskan, selain memastikan para pelaku usaha sudah tervaksin, pihaknya pun harus sanggup memastikan mereka juga terbebas dari corona.
Sehingga, wisatawan yang tingkat kehadirannya selama Nataru melonjak, merasa aman dan nyaman.
Baca juga: Sri Sultan Hamengku Buwono X Sebut Penularan Varian Omicron Belum Ditemukan di DI Yogyakarta
"Selain pengunjungnya harus sehat, pelaku usahanya juga harus sehat. Makanya, semua pelaku usaha sudah mulai kita lakukan test antigen," katanya, Senin (27/12/2021).
Mengenai teknis pelaksanaannya, imbuh Ekwanto, dilakukan melalui komunitas pedagang, di mana per harinya ada 30 anggota yang ditest secara bergantian.
Oleh sebab itu, ia berharap, seluruh paguyuban bisa mendukung kebijakan tersebut, untuk kebaikan bersama.
"Karena ini demi keamanan dan kenyamanan tamu juga. Sudah kita mulai sejak kemarin sore, jadi sudah dua hari. Sampai sejauh ini tidak ada yang positif," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Aryani mengatakan, untuk mendorong para pedagang di Malioboro, agar bersedia menjalani test antigen tidaklah mudah.
Baca juga: Wisatawan di Malioboro Melonjak Pesat Selama Libur Natal 2021, Sentuh 7.500 Orang Per Hari
Sehingga, pihaknya pun masih menemui kendala dalam pelaksanaannya di lapangan.
"Kemarin kita data 30-an, yang datang hanya 16. Tapi, kita kan hanya menyiapkan pemeriksaannya saja. Kalau untuk yang mengkoordinir kita pasrahkan ke penanggungjawab di sana. Misalnya, kalau di Malioboro, itu UPT yang mengerahkan sasarannya," terangnya.
"Kita juga tidak tahu, kendalanya di mana. Memang kalau tidak ada butuhnya, mereka mungkin tidak mau diperiksa. Kalau butuh, ya baru mau," pungkas Emma. (aka)