Dragster Kucing Garong : Dapur Pacu Hasil Kawin Silang Honda Grand dan Megapro
Dragster "Kucing Garong" mengawin silangkan mesin Honda Grand 1993 dengan kepala silinder Honda Megapro, disematkan pada rangka knockdown full chrome.
Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Budaya kustom sepeda motor berkembang pesat di Indonesia.
Mulai dari aliran custom hingga kualitas pengerjaan yang semakin baik.
Karena itu kreativitas builder juga dituntut lebih tinggi agar tidak terjebak dalam pakem tertentu.
Penting menjaga semangat mengekspresikan imajinasi dan kreativitas.
Tengok saja Dragster "Kucing Garong" milik Satryadi Nugroho asal Kartasura, yang mengawin silangkan bongkahan mesin Honda Grand 1993 dengan kepala silinder Honda Megapro, disematkan pada rangka knockdown full chrome.
Baca juga: Modifikasi RX-King ala Elendra Garage 19, Rogoh Kocek Puluhan Juta, Raja Jalanan Tampil Sangar
Motor garapan Wiros Garage Malang Jawa Timur ini tampilannya memang menarik.
Dengan sentuhan yang detil, membuat siapa saja yang melihatnya tergelitik untuk melihatnya bagian demi bagian.
Semua sektor – tak terkecuali mesin – sudah tidak original, bahkan frame bawaan pabrik pun tidak lagi digunakan.
"Motor kustom ini berawal dari ketidaksengajaan. Ketika main ke bengkel, terus liat ada crankcase, dan kebetulan ada mesin nganggur. Akhirnya dikawin silangkan saja lah basic mesinnya Honda Grand 1993 tapi kepala silindernya dari Honda Megapro. Setelah konsultasi dengan bengkel, akhirnya disepakati konsep dragster menggunakan mesin bebek, setelah digambar sketsanya, akhirnya langsung dieksekusi," ujar Satryadi Nugroho kepada Tribun Jogja beberapa waktu lalu.
Pegaplikasian 'mesin tidur' ke motor kustom menjadi tantangan dalam pengerjaan motor ini.
Melihat mesin motor bebek yang sudah dijejali ruang bakar dua kali lebih besar dari kapasitas standar, diputuskan yang paling pas dibuat konsep balap bergaya dragster dengan dimensi mesin yang rendah dan memanjang.
Tak hanya itu, tantangan lainnya ialah proses chrome rangka sesuai keinginan dari Satryadi yang berharap dragsternya tampil beda.
Baca juga: Restorasi Yamaha AS3 Twin 125 : Nostalgia Era Awal Motor Sport Dua Silinder di Indonesia
Sebab, frame tidak bisa diproses krom lantaran ukuran bak untuk proses pengekroman kurang panjang.
"Kalau dragster atau boardtracker yang biasa sudah umum. Akhirnya untuk memudahkan proses pengekroman rangka, dibuatlah rangka knockdown. Jadi rangkanya full copotan, terdiri dari tiga bagian. Meskipun bak chromenya tidak besar, tapi tetap bisa chrome rangka motor milik saya," tambahnya.
Ya, permasalahan saat proses pengechromean ini justru menghadirkan potongan ide bagi Wiro, kustom builder Wiros Garage.
Dengan desain rangka bongkar pasang atau knock down untuk mesin tidur yang sudah di-up tenaganya, hanya memungkinkan pasang dua baut pada dudukan mesin di belakang. Sebab, sudah dipastikan getaran atau vibrasi sangat tinggi.
Tak sengaja, ketika mendengarkan siaran radio Wiro mendengarkan sebuah dialog ludruk Suroboyoan "Ndas Butak Cakar Maling...", yang kemudian menjadi inspirasi untuk menggabungkan potongan-potongan ide yang sudah dikumpulkannya, antara lain: konsep dragster, rangka knockdown, dan dudukan mesin cakar.
"Nama Kucing Garong ini memang ide dari Wiros Garage, selain dudukan mesin cakarnya, juga diaplikasikan untuk bentuk head lamp yang menyerupai kepala kucing," jelas Satryadi.
Baca juga: Restorasi Suzuki Crystal : Motor Klangenan, Sarat Kenangan
Salurkan Ide Liar
Satryadi mengungkapkan, ketertarikannya pada dunia otomotif sudah dimulai sejak duduk di bangku SMA.
Tetapi, saat itu baru sebatas modifikasi, belum menjamah ranah kustom.
"Masuk ke dunia kustom itu baru 2018/19. Kalau modifikasi memang kebanyakan motornya digunakan untuk show atau contest, sedangkan dari awal saya masuk ke kustom menginginkan motor yang bisa digunakan bukan hanya untuk kontes namun juga digunakan harian," ujarnya.
"Modifikasi itu masih kreativitasnya masih terbatas, kita ketergantungan dengan aksesoris atau part yang jadi, misal kalau untuk airbrush tentunya tergantung dengan keterampilan dari tukang airbrushnya. Sedangkan kalau kustom kan apa yang kita inginkan ditunangkan dalam wujud motornya, dan hasilnya pun pasti berbeda dibandingkan motor lainnya," tambah pria yang bekerja di bidang konstruksi ini.
Selain Dragster Kucing Garong-nya, total ia kini memiliki tiga motor kustom lainnya yakni basic Kawasaki Binter Merzy, Chopper serta Choppy Tracker.
Data modifikasi:
Rangka
Main frame: pipa seamless diameter 33mm Subframe: pipa
seamless diameter 22mm Dudukan mesin: plat besi 6mm
Bodi
Cover headlamp, tangki bahan bakar, jok: custom handmade dari plat galvanis 1,2mm
Kaki-kaki
Fork depan: custom hadmade (springer) Pelek depan: 250/18 Pelek belakang: 300/17 Ban depan: 350/18
Ban belakang: 400/17
( Tribunjogja.com )