5 Lokasi Singkapan Batuan Purba di Jogja : dari Parangtritis, Berbah Hingga Lereng Merapi

Berikut ini merupakan daftar lokasi yang terdapat singkapan batuan purba di Jogja yang berusia puluhan juta tahun

Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.COM | Setya Krisna Sumarga
Dinding batu yang berada di kawasan hulu Kali Boyong, Gunung Merapi 

Kawasan perbukitan sebelum masuk ke Pantai Parangtritis juga menyimpan jejak-jejak gunung api purba di masa lampau.

Ahli paleovulkano Dr Sutikno Bronto dalam buku Geologi Gunung Api Purba menyebut, jejak gunung api purba itu ada di tepi jalan sebelum masuk Pantai Parangtritis.

Sutikno Bronto menyebut jejak batuan itu fosil gunung api Parangtritis. Ia mengutip laporan peneliti Hartono (2000), yang pertama kali melaporkan temuannya.

Penampakannya berupa perbukitan berketinggian 100-300 meter di atas permukaan laut. Bentuk bukitnya lebih membulat dibanding perbukitan gamping di sebelah timurnya.

Penanda lainya bisa dilihat dari kemunculan sumber air panas di wilayah Parangtritis, yang popular disebut pemandian air panas Parang Wedang.

Ada dua sumur atau sumber air panas yang letaknya tak jauh dari komplek makam Syekh Magribi di tepi timur jalan sebelum memasuki kawasan pantai.

Tribun Jogja menyambangi kedua sumber air panas, yang satu di antaranya dimiliki atau sumur air panas ini milik pribadi warga.

Baca juga: PERHATIKAN ! Ini Jejak Nyata Magma Beku Produk Gunung Api Purba Parangtritis

4. Gunung Api Purba di Hulu Kali Boyong

Penampakan dinding batu mengkilat di hulu Kali Boyong, di lereng Gunung Merapi
Penampakan dinding batu mengkilat di hulu Kali Boyong, di lereng Gunung Merapi (TRIBUNJOGJA.COM | Setya Krisna Sumarga)

Tepat di ujung atas alur Kali Boyong terdapat singkapan dinding lava beku atau batuan yang umurnya sudah sangat tua.

Batuan solid andesif itu membentuk dinding raksasa setinggi lebih kurang 50 meter, sekaligus tepat di tengah tebing tinggi itulah jika ada aliran banjir atau awan panas akan menggelontor turun.

Singkapan batuan tua itu memiliki pola retak vertikal maupun horizontal. Warnanya sebagian besar abu-abu tua namun ada perselingan atau tampak perlapisan batuan lain.

Jika teraliri atau kondisi basah karena air, batuan raksasa itu akan terlihat mengkilat sangat indah.

Perlapisan itu ditandai garis warna merah kecokelatan dan terkadang ada warna kuning tua. Perlapisan itu tidak horizontal lurus, melainkan terkadang menaik atau turun.

Dilihat dari pola dan posisinya, blok besar batuan itu melebar ke timur masuk ke dasar Bukit Plawangan dan ke barat jadi alas Bukit Turgo yang menjulang.

Stratigrafi Kali Boyong menurut penelitian Wartono Rahardjo dkk (1977), Wirahadikusumah (1989), dan Mac Donald dan Partners (1984), menunjukkan kombinasi satuan asal pembentuk.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved