Kiai Miftah dan Gus Yahya Nakhoda Baru PBNU, Ini Harapan PWNU DIY
KH Yahya Cholil Staquf terpilih sebagai Ketua Umum PBNU Periode 2021-2026 pada Muktamar ke-34 di Lampung Tengah.
TRIBUNJOGJA,.COM, YOGYA - Kiai Haji Miftachul Akhyar kembali menjabat sebagai Rais Aam Nahdlatul Ulama (NU).
Sedang KH Yahya Cholil Staquf terpilih sebagai Ketua Umum PBNU Periode 2021-2026 pada Muktamar ke-34 di Lampung Tengah.
Rais Aam dipilih oleh Ahlul Halli Wal ‘Aqdi (AHWA) yang beranggotakan sembilan ulama sepuh melalui musyawarah mufakat.
Sementara pemilihan Ketua Umum melalui pilihan dua tahap, yaitu tahap pencalonan dan tahap pemilihan. Pada tahap pemilihan ini, KH Yahya Cholil Staquf mendapatkan 337 Suara, sedangkan Prof KH Said Aqiel Siraj MA mendapatkan 210.
Proses
pelaksanaan Muktamar berjalan dengan baik dari awal hingga akhir. Diharapkan Jam’iyyah dan Jamaah NU semakin maju, bertumbuh secara organisasi dan terus memberikan manfaat dan solusi problematika umat ditingkat lokal, nasional, maupun internasional.
“Kedua kiai ini memiliki keilmuan Islam yang mendalam (faqih) dan memiliki wawasan keumatan dan kebangsaan yang tinggi, disertai perilaku keduanya yang mencerminkan sifat tawadhu dan sportif. Ini bisa dilihat ketika Gus Yahya hendak menyampaikan kesediaan, beliau sowan dan bersalaman ke Kiai Said. Sebaliknya, ketika hasil diumumkan, dan Gus Yahya yang terpilih, Kiai Said dengan legowo menerima dan saling berpelukan. Ini menunjukkan sikap yang dewasa, sportif, dan saling menghargai. Mudah-mudah ini bisa contoh bagi umat dan bangsa. Ketinggian intelektualitas disertai dengan keluhuran akhlak. Ini yang akan membuat adem suasana,” kata M Ikhsanudin, Ketua Lembaga Dakwah PWNU DIY yang biasa disapa Kang Ikhsan.
Lebih lanjut Kang Ikhsan, mengatakan, “Muktamar Lampung ini membuktikan bahwa NU sebagai ormas terbesar di Indonesia mampu menunjukkan soliditas, integritas, dan kedewasaan dalam berdemokrasi. Artinya, perbedaan dan adu argumentasi itu hal yang biasa, tidak ada perpecahan seperti isu-isu yang muncul. Di samping itu, melihat antusiasnya masyarakat dan ribuan muhibbin (pencinta NU) yang berbinar-binar saat hadir dengan tulus ikhlas mendoakan dan mendukung NU dan para pengurusnya sepanjang jalan, sehingga pelaksanaan Muktamar ini membahagiakan semua orang. Saya Yakin para wali dan sesepuh pendiri NU juga menjaga muktamar di Lampung ini,” tegas Kang Ikhsan.
Sementara itu, KH Hasan Abdullah, Katib Syuriah PWNU DIY, berharap bahwa NU ke depan harus mampu menjadi problem solver isu-isu nasional dan global seperti isu terorisme, kebhinekaan, kebangsaan, dan kemanusian. NU harus berani tampil ke depan untuk mengajarkan ajaran Islam yang moderat (wasathiyyah) untuk peradaban dunia yang maju dengan tetap menjaga nilai-nilai keluhuran dan kemanusiaan.
“Secara internal, PBNU ke depan harus membenahi persoalan ekonomi, pendidikan, dan layanan kesehatan jamaah NU dan rakyat Indonesia. Oleh karena itu, NU harus mendukung kemandirian ekonomi jamaah, mengawal Lembaga Pendidikan dan Perguruan Tinggi yang siap menghadapi 5.0, serta meningkatkan layanan Kesehatan melalui pendirian Rumah Sakit dan Klinik-Klinik Kesehatan. Di samping itu, kaderisasi internal dan penataan manajemen organisasi juga harus menjadi konsen pengurus PBNU periode 2021-2026.” Tegas Kiai Hasan.
Harapan senada juga disampaikan oleh KH Mukhtar Salim, MA., Sekretaris Tanfidziah PWNU DIY.
“Kepengurusan PBNU ke depan mampu memaksimalkan peran koordinasi, intermediasi, dan pembinaan kepengurusan di daerah, baik ditingkat Pengurus Wilayah, Cabang, Anak Cabang, Ranting, hingga Anak Ranting. Pengurus PBNU kalau turun ke daerah bukan hanya untuk pengajian, tetapi pembinaan organisasi, agar sistem organisasi dan manajemen berjalan dengan baik,” kata Kiai Mukhtar.
Secara eksternal, Kiai Mukhtar juga berharap bahwa NU ke depan harus mampu mewujudkan keteduhan bagi semua elemen bangsa dan menjadi pilar penyangga utama NKRI dan Dunia.
Akhirnya, selamat mengemban amanat kepada KH. Miftachul Akhyar sebagai Rais ‘Aam dan KH. Yahya Cholil Staquf menjadi Ketua Umum PBNU Periode 2021-2026. (rls)