Cerita Stevi Owner Jims Honey di Sleman, Sempat Jualan di Pasar Sunmor UGM Sebelum Bangun Toko
Jatuh bangun dirasakan Stevi saat menjual produk-produk Jims Honey di Yogyakarta. Mulai dari berjualan di pasar pagi Sunday Morning (Sunmor)
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Jatuh bangun dirasakan Stevi saat menjual produk-produk Jims Honey di Yogyakarta.
Mulai dari berjualan di pasar pagi Sunday Morning (Sunmor) di kawasan Universitas Gadjah Mada (UGM), hingga berjualan daring sampai memiliki ratusan ribu pengikut.
“Dulu awalnya sekitar tahun 2014 berjualan dari teman ke teman, dari mulut ke mulut. Pernah juga menggelar lapak di Sunmor kawasan UGM. Kemudian mulai berkembang dengan berjualan di garasi rumah,” kata Stevi di sela-sela pembukaan toko di kawasan Seturan, Depok, Sleman, Kamis (23/12/2021).
Dua tahun berlalu, sekitar tahun 2016 Stevi mulai memberanikan diri menjajal pasar online.
Produk-produk yang didatangkannya langsung dari China tersebut dia jual kembali secara online di beberapa market place dan hasilnya berkembang pesat.
Berkat kegigihan Stevi, ia didapuk menjadi distributor resmi Jims Honey hingga kini.
Baca juga: Selaras Rencana dan Strategi Kampus, UMY Yakini MBKM Bisa Jadi Akselerator
Padahal, jika dia mengingat, dulu Stevi hanya menjadi reseller dengan barang terbatas. Itu pun belum memiliki platform yang besar.
“Tapi, aku tuh tipe orang yang selalu ingin keluar dari zona nyaman. Makanya, aku pengen banget buka toko Jims Honey di kawasan Seturan ini,” tambahnya.
Toko tersebut pun dibuka di area mahasiswa berkumpul.
Bagi pecinta fesyen seperti tas, dompet, jam tangan maupun pernak pernik lainnya kini dapat langsung melihat dan membeli produk-produk unggulan dari China tersebut dengan harga yang tetap terjangkau.
Stevi menjelaskan, dibukanya toko ini merupakan bagian dari tuntutan akan permintaan pasar.
Menurutnya, banyak dari konsumen di Yogyakarta yang cenderung lebih puas memilih produk langsung dan dilanjutkan dengan bertransaksi dibanding membeli secara daring.
“Banyak pembeli sering menanyakan, di mana store Jims Honey? Mereka ingin melihat dan memilihnya secara langsung. Karena permintaan itulah yang mendorong kemudian didirikannya store ini,” jelasnya.
Namun, Stevi mengatakan, toko tersebut bukan untuk menggantikan penjualan daring, melainkan saling menguatkan penjualan daring dan luring.
“Selama ini banyak market online hanya memasang barang secara virtual saja tetapi tidak ada storenya. Dengan store ini maka kami ingin membangkitkan kepercayaan pembeli jika Jims Honey memang berkelas. Jadi, pasar online dapat kita raih dan pembeli secara langsung juga bisa kami layani,” imbuhnya.
Dia menekankan, meski toko sudah dibuka, bukan berarti harganya lebih mahal.
Jims Honey menyasar kalangan usia remaja dan mahasiswa. Maka, harganya pun cukup terjangkau, mulai dari Rp 40.000.
“Tapi aku bisa jamin, ini produknya sangat berkelas ya. Saat pandemi begini, pembelian tetap meningkat,” ungkap Stevi.
Terkait model, Stevi menjamin barang-barang yang ada di tokonya merupakan mode terbaru sesuai perkambangan trend saat ini.
Baca juga: Pantau Mobilitas Wisatawan Selama Nataru, Pemkot Yogyakarta Aktifkan Posko Gumaton
Sehingga, siapapun yang memakai produk Jims Honey tak akan ketinggalan tren dan tetap selalu bisa tampil modis.
“Toko ini adalah satu-satunya toko resmi produk-produk Jims Honey yang membawahi wilayah Yogya dan Jawa Tengah,” ucapnya lagi.
Dari sini, ia yakin dirinya bisa membuka lebih banyak toko di area-area Semarang, Solo dan beberapa wilayah di Jawa Tengah. (ard)