Terumbu Karang dan Blue Carbon Lainnya di Indonesia Simpan 17 Persen Cadangan Karbon Global
Cagar blue carbon yang berupa ekosistem pesisir seperti mangrove, padang lamun, dan terumbu karang merupakan ekosistem penyimpan karbon alami dalam
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Cagar blue carbon yang berupa ekosistem pesisir seperti mangrove, padang lamun, dan terumbu karang merupakan ekosistem penyimpan karbon alami dalam jumlah besar.
Indonesia dengan 3,2 juta hektare mangrove dan 3 juta hektare padang lamun menyimpan potensi besar cadangan bule carbon dunia.
“Dengan ekosistem seperti itu, mangrove dan lamun Indonesia diperkirakan menyimpan 17 persen cadangan karbon global,” tutur Peneliti CIDES Indonesia, M Rudi Wahyono dalam BioTalk #16 Future of Biology; Marine Biology and Blue Carbon Research yang diselenggarakan Fakultas Biologi UGM bekerjasama dengan WWF Indonesia dan CIDES Indonesia belum lama ini.
Baca juga: Peringatan Dini Cuaca BMKG DI Yogyakarta Siang Ini Sabtu 18 Desember 2021
Rudi mengatakan cagar blue karbon bisa bernilai sangat tinggi. Nilai karbon mangrove bisa mencapai USD 90.000 per hektare.
Melalui pengelolaan cagar blue carbon ini Indonesia akan memperoleh pendapatan ekonomi setidaknya USD 248 Miliar atau sekitar Rp 3.540 triliun melalui berbagai skema karbon kredit.
Nilai ekonomi tersebut dengan asumsi 1 Ton Carbon dinilai sebesar USD 41, dengan potensi penyerapan carbon sebesar 6,9 juta MMT setara gas karbondioksida.
“Nilai cagar blue karbon tersebut tak hanya dari karbon, tapi juga dampak ekonomi lain seperti ekowisata, pencegah abrasi, tsunami, badai dan industri perikanan lestari,” ujarnya.
Kendati begitu, Rudi menyebutkan terdapat ancaman dalam pengelolaan cagar blue carbon Indonesia.
Baca juga: Lindungi Anak dari Kejahatan Seksual, Badko TKA-TPA Provinsi DI Yogyakarta Minta Orangtua Teliti
Salah satunya adalah ancaman degradasi sebesar 0.64 persen akibat ekspansi industri, proses reklamasi atau pembukaan lahan untuk persawahan dan pertambakan.
Sementara Dekan Fakultas Biologi UGM, Prof Budi Setidadi Daryono mengatakan Fakultas Biologi UGM berkomitmen dalam upaya pengelolaan cagar blue carbon di Indonesia.
Hal tersebut dilakukan dengan memberikan dukungan melalui keunggulan yang dimiliki Fakultas Biologi UGM yakni dalam bidang rekayasa genetika, kultur jaringan dan konservasi biodiversitas yang sangat dibutuhan dalam ekstensifikasi maupun konservasi cagar blue carbon di Indonesia dan dunia. (Rls)