Headline

Tak Ada Pesta Malam Tahun Baru di Jogja, Tempat Wisata Maksimal Buka Pukul 22.00 WIB

Pesta pergantian tahun baru tidak boleh. Pokoknya, acara malam pergantian tahun baru enggak boleh.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
travel.tribunnews.com
Tugu Yogyakarta 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman tetap melarang adanya pesta perayaan malam tahun baru 2022.

Kebijakan ini diambil, untuk mencegah kerumunan, yang berpotensi menyebabkan terjadinya penularan Covid-19.

"Pesta pergantian tahun baru tidak boleh. Pokoknya, acara malam pergantian tahun baru enggak boleh," kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Suparmono, Kamis (9/12/2021).

Menurut dia, sesuai arahan Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, pengawasan protokol kesehatan (prokes) di Sleman tidak akan kendor.

Tetap diperketat

Meskipun saat periode Nataru, pemerintah pusat telah membatalkan penerapan PPKM level 3 serentak di seluruh wilayah.

Suparmono mengatakan, saat malam pergantian tahun baru, destinasi wisata di Bumi Sembada tetap buka. Artinya, boleh menerima wisatawan. Namun kapasitas dan jam operasional dibatasi. Maksimal hanya boleh hingga pukul 22.00 WIB. Setelah itu, wajib tutup.

Tidak boleh ada pesta perayaan tahun baru. Baik dalam ruang maupun luar ruang. Pesta kembang api juga tetap tidak diperbolehkan.

Nantinya, sejak sore hari setiap destinasi wisata akan diawasi. "Pengawasan tetap seperti kemarin. Kami menerjunkan tim, bersama Satpol PP," jelasnya.

Mantan Panewu Cangkringan ini mengungkapkan, saat periode Nataru, pesta perayaan pergantian tahun tidak boleh, akan tetapi pagelaran kesenian rakyat diperbolehkan. Asalkan, digelar tanpa penonton dari luar daerah. Hanya diperuntukkan bagi warga kampung setempat.

Bahkan, pihaknya mengaku memfasilitasi beberapa desa wisata untuk mengadakan pertunjukan seni di akhir pekan. Hal ini dilakukan untuk membantu pelaku wisata agar bisa tetap memiliki pemasukan. Masyarakat kampung juga terhibur.

"Tapi tidak boleh mengundang warga dari luar daerah. Tidak boleh kerumunan," ujar dia.

Pihaknya mengaku mengawasi ketat kegiatan ini. Bahkan, beberapa kegiatan sempat ditegur karena mengumumkan rencana pertunjukan seni ke media sosial.

"Ada yang mengunggah di-sosmed saya minta take down. Boleh, (pertunjukan seni) asal jangan mengunggah di medsos. Karena kalau diunggah bisa mendatangkan penonton luar daerah," ucap Suparmono.

Petugas Dinas Pariwisata bersama Satpol PP akan melakukan pengawasan saat malam tahun baru di Sleman. Kepala Satpol PP Sleman, Musta'in Aminun mengaku akan menerjunkan 200 personel. Personel sebanyak itu, akan disebar di sejumlah titik yang berpotensi menimbulkan keramaian. Termasuk di sejumlah destinasi wisata.

Kota Yogya

Pemkot Yogyakarta menegaskan tidak akan mengeluarkan izin pesta kembang api dan kegiatan sejenisnya pada momentum pergantian tahun mendatang. Namun, agenda-agenda seni budaya dipersilakan bergulir dengan pembatasan khusus.

Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, pembatalan kebijakan PPKM Level 3 serentak se-Indonesia oleh pemerintah pusat, tidak membuat pihaknya begitu saja melonggarkan aktivitas warga masyarakat sepanjang momen Nataru pada akhir bulan nanti.

"Kita tetap melakukan pembatasan aktivitas, tapi tidak ada penyekatan-penyekatan, karena secara nasional juga tidak diberlakukan itu, ya," ungkapnya, Kamis (9/12/2021).

Sehingga, Pemkot Yogyakarta lebih fokus pada pengetatan pelaksanaan prokes untuk destinasi wisata, hotel, maupun restoran. Termasuk, memperketat evaluasi terhadap izin-izin kegiatan yang diselenggarakan selama malam pergantian tahun.

"Yang paling penting, kita tidak akan mengeluarkan izin untuk kegiatan pesta kembang api," tegas Wawali.

Walau begitu, Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta tersebut, masih memberikan toleransi kepada warga masyarakat yang hendak menggulirkan kegiatan seni budaya. Namun, dengan catatan, tidak diperkenankan untuk ditonton secara langsung.

"Event seni budaya masih dimungkinkan, tapi tetap tanpa penonton (daring). Kemudian, pameran-pameran ekonomi kreatif (ekraf), dan UMKM, masih dimungkinkan juga, ya, pertemuan maksimal diikuti 50 orang," cetusnya.

"Tapi, kalau memang tidak ada keperluan yang dianggap sangat penting, masyarakat kami imbau di rumah saja selama malam tahun baru nanti," imbuh Heroe.

Di samping itu, pemkot juga harus mencari strategi yang tepat, agar selama malam tahun baru nanti tidak muncul kerumunan massa di titik tertentu. Sehingga, insiden tahun silam, ketika para wisatawan memadati Malioboro dan titik nol kilometer tak lagi terulang.

"Tugas kita adalah memecah konsentrasi orang supaya tidak berkumpul di satu tempat. Ya, harus disebar ke mana-mana. Itu nanti kita siapkan strategi selama Nataru, agar tidak ada konsentrasi massa," ungkap Heroe.

Lebih lanjut, ia pun memastikan, Pemkot Yogyakarta tidak akan mengambil kebijakan penutupan objek atau kawasan wisata sepanjang Nataru. Untuk mengantisipasi lonjakan pengunjung yang berpotensi memunculkan kerumunan, pihaknya bakal menerapkan skema buka tutup.

"Terutama di Malioboro, kita lakukan buka tutup. Sejumlah ruas jalan juga sistemnya begitu, kita akan mengatur flow arus masuk ke Kota Yogyakarta," tuturnya.

Gunungkidul

Wakil Bupati Gunungkidul, Heri Susanto, dengan tegas menyatakan bahwa tidak diizinkan adanya pesta kembang api saat malam tahun baru nanti. "Sesuai ketentuan pesta kembang api tidak diizinkan, harus kita ikuti kebijakan itu," kata Heri ditemui di Playen, Kamis (9/12/2021).

Perayaan malam tahun baru di Gunungkidul biasanya dipusatkan di Alun-Alun Wonosari. Namun dengan adanya larangan tersebut, praktis kegiatan tidak bisa diadakan. Terkait batalnya PPKM Level 3 Nataru, Heri menilai ada pertimbangan untuk menjaga kondisi ekonomi. Namun, bukan berarti pembatasan aktivitas di masyarakat diabaikan.

"Harus dijaga keseimbangan antara ekonomi dan kesehatan, ingat ini masih pandemi," ujarnya.

Mengenai dinamika Covid-19, Heri mengklaim Gunungkidul sudah terkendali. Ia mengacu pada minimnya klaster kasus baru hingga capaian vaksinasi yang disebutnya sudah tinggi. Namun, saat libur Nataru nanti, ia tetap meminta masyarakat mengedepankan prokes. Tak terkecuali bagi wisatawan yang datang ke Gunungkidul.

"Kami harap wisatawan mengikuti syarat perjalanan yang ada, seperti penggunaan PeduliLindungi," ucap Heri. (rif/aka/alx)

Baca Tribun Jogja edisi Jumat 10 Desember 2021 halaman 01

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved