Kumpulan Puisi Umbu Landu Paranggi yang Tak Lekang Oleh Waktu

Umbuh Landu Paranggi lahir 10 Agustus 1943 Kananggar, Paberiwai, Sumba Timur. Dan meninggal 6 April 2021 Sanur, Bali.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Mona Kriesdinar
zoom-inlihat foto Kumpulan Puisi Umbu Landu Paranggi yang Tak Lekang Oleh Waktu
style.tribunnews.com
Umbu Landu Paranggi Bersama Cak Nun

catatan-catatan mengubur segala kecewa

upacara kecil hari-hari kelampauanku

bukalah kerudung jiwa di sini

gemakan kenangan pengembaraan sunyi

jauh atau dekat, dari ruang ini

sebelum sayap-sayap derita dan kerja

pergi berlaga mendarahi bumi

dan dengan gemas menyerbu kaki langit itu

di mana mengkristal rindu dendamku abadi

(1967)

Sumber : Tonggak 3, Antologi Puisi Indonesia Modern (ed) Linus Suryadi AG, Gramedia, Jakarta, 1987 (halaman 239). Puisi ini diambil dari Pelopor Yogya, 12 April 1970.

 

Ibunda Tercinta

Perempuan tua itu senantiasa bernama:
duka derita dan senyum yang abadi
tertulis dan terbaca jelas kata-kata puisi
dari ujung rambut sampai telapak kakinya

Perempuan tua itu senantiasa bernama:
korban, terima kasih, restu dan ampunan
dengan tulus setia telah melahirkan
berpuluh lakon, nasib dan sejarah manusia

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved