Ayat Alquran yang Berisi Firman Allah SWT agar Umat Manusia Berdoa kepada-NYA
Janganlah karena keterlambatan datangnya pemberian-Nya kepadamu, saat engkau telah bersungguh-sungguh dalam berdoa, menyebabkan engkau berputus asa.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
Syeih Abu Abbas al-Mursi ketika ia sakit, datang seseorang membesuknya dan berkata: Semoga Allah swt. menyembuhkanmu. Abu Abbas terdiam dan tidak menjawab.
Kemudian orang itu berkata lagi: Allah swt. yu'aafika. Maka Abu Abbas menjawab: Apakah kamu mengira aku tidak memohon kesehatan kepada Allah swt.? Sungguh aku telah memohon kesehatan dan penderitaanku ini termasuk kesehatan, ketahuilah Rasululloh saw. memohon kesehatan dan ia berkata: " Selalu bekas makanan khaibar itu terasa olehku, dan kini masa putusnya urat jantungku.''
Maka bila engkau memohon kesehatan kepada Allah SWT, mohonlah menurut apa yang telah ditentukan oleh Allah swt. untukmu, maka sebaik-baik seorang hamba ialah yang menyerahkan segala sesuatunya menurut kehendak Tuhannya, dan meyakini bahwa apa yang diberikan Tuhan kepadanya, itulah yang terbaik walaupun tidak sejalan dengan nafsu syahwatnya.
Dan syarat utama untuk diterimanya doa ialah keadaan terpaksa/kesulitan Allah SWT berfirman:
أَمَّن يُجِيبُ ٱلْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ ٱلسُّوٓءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَآءَ ٱلْأَرْضِ ۗ أَءِلَٰهٌ مَّعَ ٱللَّهِ ۚ قَلِيلًا مَّا تَذَكَّرُونَ
Am may yujībul-muḍṭarra iżā da'āhu wa yaksyifus-sū`a wa yaj'alukum khulafā`al-arḍ, a ilāhum ma'allāh, qalīlam mā tażakkarụn
Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya). [QS. an-Naml 62].
Keadaan terpaksa atau kesulitan itu, apabila merasa tidak ada sesuatu yang di harapkan selain semata-mata karunia Allah swt., tidak ada yang dapat membantu lagi baik dari luar berupa orang dan benda atau dari dalam diri sendiri.
Dirangkum dari Terjemahan Kitab Al-Hikam Pasal 6 (MG – Ahmad Muhaimin Nurrudin)